Memburu Saham Pendatang Baru di Pasar Modal RI

Suku bunga acuan/BI Rate mencapai level 7,75 persen mempengaruhi penawaran saham perdana/IPO di pasar modal Indonesia pada akhir 2014

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Nov 2014, 20:00 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2014, 20:00 WIB
Ilustrasi IHSG
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan 30 emiten dapat tercatat di pasar modal Indonesia pada 2014. Hingga awal November 2014,  ada 19 emiten baru yang tercatat dengan perolehan dana sekitar Rp 7,34 triliun.

Angka itu memang masih di bawah perolehan dana hasil pencatatan saham perdana pada 2013 yang mencapai Rp 16,75 triliun dari 30 emiten. Sepertinya mengejar target jumlah emiten tercatat mencapai 30 pada 2014 agak sulit.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, tahun 2014 yang menjadi tahun politik menjadi pertimbangan manajemen perusahaan untuk melakukan penawaran saham perdana/initial public offering (IPO). Manajemen perusahaan melihat dulu kondisi politik sehingga mendapatkan kepastian.

Meski begitu, jelang akhir tahun 2014, ada lima perusahaan yang akan melepas saham ke publik.  Lima perusahaan itu antara lain PT Soechi Lines Tbk, PT Impack Pratama Industri Tbk, PT Golden Plantation Tbk dan PT Archi Indonesia Tbk.

Menurut Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, peluang penawaran saham jelang akhir 2014 ini agak ketat. Mengingat suku bunga acuan/BI Rate cukup tinggi yang berada di kisaran 7,75 persen membuat investor selektif memilih saham.

Selain itu, ada sejumlah perusahaan yang menurunkan jumlah saham yang dilepas ke publik seiring likuiditas ketat. Apalagi ketika suku bunga acuan naik. Hans menambahkan, pemerintah juga berebut dana dengan swasta di pasar surat utang negara (SUN).

"Tidak mudah cari dana. Apalagi kalau mau lepas 40 persen. Paling hanya 10 persen-20 persen saja outstanding sharenya. Perusahaan itu bisa dapat 30 persen tetapi pasti pada nurunin target pendapatan dananya," kata Hans, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (30/11/2014).

Adapun lima perusahaan yang menawarkan saham ke publik jelang akhir 2014 antara lain:

PT Soechi Lines Tbk

Ilustrasi IPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi IPO 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

1. PT Soechi Lines Tbk

PT Soechi Lines Tbk menawarkan 1,05 miliar saham ke publik dengan nilai nilai nominal Rp 100. Harga penawaran Rp 550. Total dana yang diraup mencapai Rp 582,45 miliar dari hasil IPO. Emiten bergerak di sektor pelayaran ini akan mencatatkan saham perdana pada 3 Desember 2014.

PT Golden Plantation Tbk

Ilustrasi IPO 2 (Liputan6.com/M.Iqbal)

2. PT Golden Plantation Tbk

PT Golden Plantation Tbk, perusahaan perkebunan kelapa sawit ini akan melepas saham ke publik dengan menawarkan saham sebanyak-banyaknya 800 juta saham biasa dengan nilai nominal Rp 100 atau sebanyak-banyaknya 21,82 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan.

Mengutip dari keterangan yang diterbitkan Senin 24 November 2014, perseroan juga akan mengalokasikan saham yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar 80 juta saham atau 10 persen dari saham yang ditawarkan untuk program alokasi saham karyawan (employee stock allocation/ESA).

Sebagai pemanis, perseroan juga menawarkan waran sebanyak 1 miliar waran seri I atau sebanyak-banyaknya 35 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Setiap pemegang empat saham baru berhak memperoleh lima waran.

Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk mengakuisisi perusahaan PT Bailangu Capital dan PT Persada Alam hijau serta modal belanja modal untuk pengembangan kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit. Sedangkan dana hasil waran dipakai untuk modal kerja dan entitas anak.

Archi Indonesia

Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi IPO 3 (Liputan6.com/M.Iqbal)

3. PT Archi Indonesia Tbk


PT Archi Indonesia Tbk, perusahaan bergerak di tambang emas, perak dan mineral milik grup Rajawali akan melepas sekitar 1,6 miliar saham ke publik.

Angka tersebut 40,41 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah penawaran saham baru/initial public offering (IPO). Dalam IPO ini, perseroan juga melakukan program employee stock allocation (ESA) sebesar 0,40 persen atau setara 6,4 juta saham.
Selain itu, perseroan juga akan mengeluarkan saham baru dengan jumlah sebanyak-banyaknya 118,77 juta saham atau sebesar 3 persen dalam rangka program Management and Employee Stock Option (MESA).

Mengutip prospektus singkat, Kamis 13 November 2014, dana hasil IPO sebesar US$ 216,2 juta akan digunakan untuk membayar utang kepada Archipelago Resources Plc. Lalu, dana sekitar US$ 35,9 juta akan digunakan untuk mengakuisisi 99,98 persen saham PT Smart Mining Resources (SMR).

Bank Agris

Ilustrasi IPO
(Foto: Liputan6.com)

4. PT Bank Agris Tbk

PT Bank Agris Tbk, bank yang bergerak sektor agribisnis menawarkan saham perdana ke publik/initial public offering (IPO) dalam rangka ekspansi perseroan.

Dalam penawaran ini, perseroan menawarkan sebanyak-sebanyaknya 900 juta lembar saham. Jumlah tersebut, setara 21,25 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Harga saham perdana yang ditawarkan di kisaran Rp 105- Rp 115 per lembar saham. Adapun target perolehan dana mencapai Rp 94,50 miliar-Rp 103,50 miliar. Direktur Utama PT Bank Agris Tbk, Sia Leng Ho mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk belanja modal perkuat jaringan dan ekspansi kredit.

 

Impack Pratama Industri

Ilustrasi IPO Saham
(Foto: Antara)

5. PT Impack Pratama Industri Tbk

PT Impack Pratama Industri Tbk, perusahaan bergerak di produsen dan distributor bahan bangunan, dan barang plastik berencana lepas saham sebanyak-banyaknya 193,35 juta saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah itu 40 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

Saham yang dilepas itu terdiri dari saham simpanan portepel perseroan sebanyak-banyaknya 48,35 juta saham baru dan pemegang saham lama yaitu PT Harimas Tunggal Perkasa, PT Tunggal Jaya Investama dan Haryanto Tjiptodiharjo sebesar 145 juta saham.

Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk pembayaran sebagian pembelian tanah berstatus hak guna bangunan seluas enam hektar di Delta Silicon VIII, Lippo Cikarang dan sisanya modal kerja perseroan. (Ahm/)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya