Telkom Yakin Tukar Guling Saham dengan Tower Bersama Tepat

Menteri BUMN Rini Soemarno, kuasa pemegang saham Telkom dikatakan, juga selalu dalam posisi jika transaksi ini jadi kewenangan manajemen.

oleh Liputan6 diperbarui 21 Jun 2015, 17:44 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2015, 17:44 WIB
Telkom
Dian Rachmawan, Direktur Consumer Service Telkom di Ajang FTTH Conference and Exhibition 2015 (Jeko Iqbal Reza/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) tetap yakin aksi korporasi tukar guling saham (share swap) dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dalam rangka monetisasi PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) adalah pilihan tepat.
 
"Kami ingin membesarkan bisnis menara. Metodenya bisa buy atau build. Kita lihat mana yang memberi nilai  tertinggi, ketepatan dan juga kepastian. Sejauh ini kami yakin dengan pola share swap itu pilihan yang tepat,” tegas Direktur Innovation and Strategic Portfolio Telkom, Indra Utoyo, seperti dikutip Minggu (21/6/2015).

Dia mengungkapkan batas akhir Conditional Share Exchange Agreement (CSEA) pada akhir Juni 2015. Saat ini semua sedang dalam tahap evaluasi. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah permintaan persetujuan dari dewan komisaris. Sehingga pihaknya tidak mau berandai-andai jika ada penolakan.

"Kalau kami fokusnya proses governance-nya diikuti. Nanti soal ada penolakan atau persetujuan itu kewenangan dewan komisaris. Tugas kita memberi usulan berupa disetujui, dikomentari, diubah, apapun itu terserah. Pokoknya kita (manajemen) sudah memberikan yang terbaik,” tegas dia.

Menteri BUMN Rini Soemarno selaku kuasa pemegang saham Telkom dikatakan, juga selalu dalam posisi bahwa transaksi ini merupakan kewenangan manajemen.

"Aturannya kan begitu. Menteri tidak boleh intervensi pada yang sifatnya merupakan murni aksi korporasi. Paling hanya memberikan arahan sesuai dengan kewengan yang menjadi porsi kementerian," katanya.

Sebelumnya, Analis dari Mandiri Sekuritas Ariyanto Kurniawan dalam kajiannya mengakui semua investor menanti tuntasnya transaksi yang bisa menjadi katalis bagi kedua emiten itu.

Dalam catatan, berdasarkan kajian sejumlah analis jika Mitratel dikembangkan sendiri oleh Telkom tak memberikan profitabilitas maksimal dengan tenancy ratio yang rendah dibandingkan pemain menara sejenis yang ada di bursa saham.

Seandainya dipilih aksi IPO hanya bisa menghasilkan nilai Rp 5,5 triliun –Rp 5,9 triliun sedangkan jika back door listing dengan Tower Bersama bisa menghasilkan nilai Rp 11,4 triliun diluar beberapa keuntungan

Dalam transaksi ini, Telkom akan melepas sahamnya di Mitratel secara bertahap kepada Tower Bersama dengan cara share swap.

Tower Bersama akan menguasai 100 persen saham Mitratel dengan kompensasi Telkom memiliki 13,7 persen saham TBIG. Secara bertahap, Telkom bisa menambah sahamnya dengan beberapa syarat. Proses transaksi ini  telah bergulir sejak 2014.(Nrm/Gdn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya