Masuk Bisnis Serat Optik, Indoritel Lepas 1,4 Miliar Saham

PT Indoritel Makmur International tertarik masuk bisnis serat optik melihat penetrasi jaringan pita masih rendah.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jun 2015, 17:15 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2015, 17:15 WIB
IHSG
(Foto: Antara)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), emiten pemilik KFC, Indomaret dan Sari Roti menawarkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,418 miliar saham dengan mekanisme tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

Jumlah itu 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan. Aksi korporasi ini dilakukan perseroan untuk menanamkan modal dalam salah satu perusahaan pengembang jaringan serat optik.

Dana hasil penawaran saham tanpa HMETD ini juga untuk modal kerja dan investasi. Harga pelaksanaan rencana penawaran saham baru itu sekitar Rp 925 per saham. Tower Bridges Ventures Ltd pun bertindak sebagai pembeli siaga untuk mengambil sekitar 1,1 miliar saham.

Untuk mengembangkan bisnis serat optik ini, perseroan telah membentuk anak usaha baru yaitu PT Indoritel Persada Nusantara. Anak usaha ini bergerak di bidang perdagangan, jasa perindustrian dan percetakan. Perseroan ini didirikan dengan modal dasar Rp 100 miliar dan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp 30 miliar.

Sebelumnya Perseroan memiliki kepemilikan saham sekitar 40 persen di PT Indomarco Prismatama, PT Nippon Indosari Corpindo sekitar 31,50 persen, dan PT Fast Food Indonesia Tbk sekitar 35,94 persen.

Dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), yang ditulis Jumat (26/6/2015),  perseroan membutuhkan dana investasi Rp 2,8 triliun hingga 2017 untuk mengembangkan jaringan serat optik. Perseroan akan mengembangkan jaringan di 99 kota selama 24 bulan pertama. Adapun perkiraan kapasitas lebih dari satu juta potensi pelanggan pada 2017.

Perseroan masuk ke bisnis serat optik melihat penetrasi jaringan pita di Indonesia masih rendah. Selain itu, pasar juga masih didominasi oleh Speedy yang menggunakan kabel tembaga yang membatasi kecepatan data yang dapat dicapai.

Tak hanya itu, penetrasi kepemilikan televisi di Indonesia sudah tinggi sehingga makin berkembangnya televisi berbasis protokol internet akan mendorong permintaan akan konektivitas pita lebar.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan ini, saham Indoritel Makmur International stagnan di level Rp 930 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 15 kali dengan nilai transaksi Rp 479,6 juta. (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya