Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus tertekan mengawali pekan ini. Bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Asia anjlok telah menambah sentimen negatif ke IHSG.
Baru setengah jam perdagangan saham, IHSGÂ anjlok ke level terendah sejak September 2013. IHSG turun 192,91 poin (4,4 persen) ke level 4.143. Indeks saham LQ45 jatuh 5,36 persen. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah pada pagi ini.
Baca Juga
Ada sebanyak 230 saham menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan hanay 12 saham menguat dan 30 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 60.918 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 1,12 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 1,16 triliun.
Advertisement
Secara sektoral, sepuluh sektor saham kompak melemah. Sektor saham industri dasar turun 7,23 persen, dan memimpin penurunan sektor saham paling tajam. Lalu diikuti sektor saham perkebunan susut 6,14 persen, dan sektor saham konstruksi melemah 5,3 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing masih melakukan aksi jual sekitar Rp 181 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 172 miliar.
Saham-saham yang mencatatkan keuntungan dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham MBSS naik 4,93 persen ke level Rp 490, saham DYAN mendaki 4,11 persen ke level Rp 76, dan saham CKRA menguat 4,48 persen ke level Rp 140 per saham.
Sedangkan saham-saham berkapitalisasi besar menekan IHSG. Saham-saham itu antara lain saham BBCA turun 5,26 persen ke level Rp 11.250 per saham, saham PTPP anjlok 11,45 persen ke level Rp 3.055 per saham, dan saham PGAS susut 12,83 persen ke level Rp 2.785 per saham.
Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan tekanan jual diperkirakan masih mendominasi perdagangan saham seiring masih tingginya risiko pasar. Kekhawatiran berlanjutnya pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi menembus level 14.000 akan menjadi katalis negatif di pasar.
Akan tetapi peluang rendahnya tekanan jual akan ditentukan dengan langkah pemerintah yang menginstruksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan buyback atau aksi pembelian kembali sahamnya (buyback) menyusul kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merelaksasi aturan buyback tanpa RUPS. "IHSG diperkirakan masih berfluktuasi bergerak di level support 4.290 dan resistance 4.375 dengan cenderung koreksi," ujar David.
Saat ini posisi nilai tukar rupiah pun terus tertekan. Berdasarkan data RTI, rupiah berada di kisaran 14.077 per dolar Amerika Serikat. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS juga menjadi sentimen negatif ke IHSG. (Ahm/Igw)