Investor Asing Kembali Masuk, IHSG Naik 2,35% ke 4.445

Ada sebanyak 177 saham menguat sehingga mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lanjutkan kenaikan 2,35 persen ke 4.445.

oleh Agustina Melani diperbarui 06 Okt 2015, 16:18 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2015, 16:18 WIB
IHSG Merosot 32 Poin Kena Imbas Sentimen Global
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 32,35 poin ke level 4.693,81 pada pra pembukaan perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih mampu bertenaga hingga melanjutkan kenaikan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan antisipasi pelaku pasar terhadap laporan keuangan emiten kuartal III dan paket kebijakan ekonomi jilid III menjadi sentimen positif.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (6/10/2015), IHSG menguat 102,08 poin (2,35 persen) ke level 4.445,78. Indeks saham LQ45 naik 3,49 persen ke level 759,31. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks saham DBX turun 0,11 persen ke level 672,50.

Ada sebanyak 177 saham menguat sehingga mengantarkan IHSG ke zona hijau. Sedangkan 116 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Adapun 87 saham lainnya diam di tempat.Pada perdagangan saham Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.464 dan terendah 4.381. Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 347.328 kali dengan volume perdagangan saham 6,55 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 7,2 triliun.

Secara sektoral, delapan sektor saham menghijau dari sepuluh sektor saham kecuali sektor saham perkebunan turun 1,09 persen dan sektor saham tambang susut 0,47 persen.Sektor saham aneka industri naik 8,9 persen, dan memimpin penguatan sektor saham, disusul sektor saham keuangan mendaki 3,42 persen, dan sektor saham manufaktur susut 3,07 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing cenderung melakukan aksi beli pada Selasa pekan ini. Investor asing mencatatkan aksi beli mencapai Rp 800 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 800 miliar.

Saham-saham berkapitalisasi besar cenderung menguat tajam dan jadi penggerak indeks saham. Saham ASII naik 11,27 persen ke level Rp 5.925 per saham, saham BMRI menguat 8,54 persen ke level Rp 8.900 per saham, dan saham KLBF mendaki 9,38 persen ke level Rp 1.575 per saham.Sedangkan saham-saham yang tertekan yaitu saham perkebunan dan tambang.

Saham-saham itu antara lain saham BWPT turun 3,1 persen ke level Rp 219 per saham, saham INCO melemah 6,64 persen ke level Rp 2.320 per saham, dan saham LSIP tergelincir 4,07 persen ke level Rp 1.415 per saham.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya mengatakan, efek penguatan rupiah telah mendongkrak IHSG di tengah menyongsong laporan keuangan emiten kuartal III. Ditambah bursa saham regional dan global positif. Penguatan bursa saham global ini didukung dari spekulasi kalau bank sentral Amerika Serikat (AS) masih menunda kenaikan suku bunganya.

"Aliran dana investor asing juga mulai kelihatan. Hari ini aliran dana investor asing cukup besar dibandingkan kemarin," kata William saat dihubungi Liputan6.com.

Saat ditanya mengenai sektor saham aneka industri yang menguat pada hari ini, William menilai hal itu karena valuasi saham sektor aneka industri sudah murah setelah turun tajam.

Berdasarkan data RTI, nilai tukar rupiah berada di posisi 14.232 per dolar AS. Di bursa saham Asia, indeks saham cenderung menguat. Indeks saham Jepang Nikkei naik 1 persen ke level 18.186 dan indeks saham Singapura mendaki 1,52 persen ke level 2.894. (Ahm/Igw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya