IHSG Bergerak Melemah, Faktor Global Jadi Pemicunya

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.558 kali dengan volume perdagangan saham 299,75 juta saham.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Okt 2015, 09:15 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2015, 09:15 WIB
Ilustrasi IHSG
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Mengikuti arus Wall Street dan bursa Asia, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga bergerak melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Pada pembukaan perdagangan saham, Kamis (22/10/2015) IHSG melemah 4,46 poin atau 0,10 persen ke level 4.601,39. Indeks saham LQ45 turun 0,19 persen ke level 792,09.

Ada sebanyak 70 saham menghijau namun tak mampu mengangkat IHSG. 59 saham melemah dan 48 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 10.558 kali dengan volume perdagangan saham 299,75 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 224,25 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah. Terdapat tiga sektor yang menguat yaitu Perkebunan, keuangan dan perdagangan.

Sedangkan sektor yang melemah adalah pertambangan, industri dasar, aneka industri barang konsumsi, konstruksi, infrastruktur dan manufaktur.

Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 9 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 9 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham INDS naik 7,78 persen ke level Rp 483 per saham, saham ARTA mendaki 7,43 persen ke level Rp 289 dan saham MLBI menguat 5,23 persen ke level Rp 11.575 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham IBFN turun 9,8 persen ke level Rp 230 per saham, saham BBYB melemah 9,45 persen ke level Rp 115 per saham, dan saham ERTX merosot 9,41 persen ke level Rp 770 per saham.

Analis PT BNI Securities, Ankga Adiwirasta menjelaskan, Indeks Dow Jones pada perdagangan Rabu kemarin (21/10/2015) ditutup melemah 0,28 persen ke level 17.168,61 sementara indeks S&P 500 ditutup melemah 0,58 persen ke level 2.018,94.

Indeks melemah didorong oleh pelemahan yang terjadi pada sektor farmasi. Saham emiten Valeant Pharmaceauticals ditutup turun 19,2 persen ke level $118,61.

Pelemahan tersebut juga diikuti oleh saham lainnya seperti Allergan dan Endo International yang turun masing-masing 1,7 persen dan 13,3 persen.

"Sentimen negatif juga datang dari penurunan harga minyak yang mendorong sektor energi di indeks S&P 500 juga melemah," jelasnya.

Sementara itu bursa Asia pada perdagangan Kamis dibuka dalam teritori negatif. Indeks Nikkei ditutup melemah 0,08 persen ke level 18.539,67. Indeks melemah diiringi penguatan yang terjadi pada nilai tukar Yen terhadap dolar AS yang menyentuh level 119,90 yang menjadi katalis negatif terhadap produk ekspor Jepang.

"Potensi pelemahan diprediksi terjadi di bursa saham Indonesia. Sentimen dari pelemahan bursa AS dan Asia diprediksi berpengaruh terhadap Indeks IHSG," tuturnya.

Namun demikian potensi pergerakan IHSG diprediksi masih dalam kecenderungan mix. Fokus para pelaku pasar diperkirakan akan tertuju pada pengumuman paket kebijakan ekonomi tahap V dari Pemerintah yang diperkirakan akan diumumkan pada hari ini.

Indeks diprediksi akan berada di rentang 4.570-4.650 dengan support di level 4.570, dengan saham pilihan diantaranya BBCA, GGRM, INTP, dan PPRO. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya