Wall Street Melaju Kencang Usai The Fed Umumkan Kebijakan

S&P 500 juta menguat 24,46 poin atau 1,18 persen me level 2.090,35. level S&P 500 ini merupakan level tertinggi dalam 2 bulan terakhir.

oleh Arthur Gideon diperbarui 29 Okt 2015, 04:30 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2015, 04:30 WIB
Saham Nike Topang Penguatan Wall Street
Sentimen bervariasi di awal pekan telah mendorong bursa saham Amerika Serikat menguat dengan indeks saham Dow Jones naik 14,57 poin.

Liputan6.com, New York - Wall Street naik tajam setelah sebelumnya sempat mengalami volatilitas yang tinggi pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi waktu Jakarta). Penguatan saham-saham di Amerika Serikat (AS) ini terjadi karena Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (the Fed) masih membuka peluang untuk menaikkan suku bunga pada Desember nanti.

Mengutip Reuters, Kamis (29/10/2015), Dow Jones Industrial Averange naik 198,09 poin atau 1,13 persen menjadi 17.779,52. S&P 500 juta menguat 24,46 poin atau 1,18 persen me level 2.090,35. level S&P 500 ini merupakan level tertinggi dalam 2 bulan terakhir. Sedangkan Nasdaq Composite juga tumbuh 65,55 poin atau 1,3 persen ke level 5.095,69.

Kenaikan saham Apple sebesar 4,1 persen menjadi US$ 119,27 juta menjadi pendukung penguatan indeks saham. Penguatan saham Apple tersebut karena penjualan perusahaan membukukan kinerja yang baik.

Sesuai dengan perkiraan banyak ekonom dan analis, the Fed mempertahankan suku bunga di level mendekati nol persen. Namun, dalam pernyataannya, the Fed menyatakan bahwa tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan evaluasi kenaikan suku bunga pada pertemuan selanjutnya. Artinya, masih ada kemungkinan pada Desember nanti akan terjadi kenaikan suku bunga acuan.

Namun memang, the Fed masih tetap akan mempertimbangkan faktor dari luar selain melihat data-data ekonomi AS untuk mengambil keputusan tersebut. Guncangan ekonomi global terhadap ekonomi AS cukup terasa sehingga faktor eksternal tidak bisa diremehkan.

Di awal perdagangan atau sebelum the Fed mengeluarkan pernyataan, pelaku pasar banyak melakukan aksi jual sehingga indeks acuan AS mengalami tekanan. Namun kemudian berbalik arah.

Setelah Pengumuman dari Bank Sentral AS tersebut aksi beli karena pelaku pasar melihat bahwa dengan pernyataan the Fed tersebut masih ada peluang bagi perekonomian di AS untuk tumbuh sehingga akan mendorong kinerja perusahaan-perusahaan.

"Wajar jika pelaku pasar melakukan aksi jual di awal perdagangan karena memang ada ketakutan. Namun saya menyukai cara the Fed meyakinkan masyarakat bahwa mereka masih percaya diri dengan ekonomi AS," jelas Kepala Analis ITG, New York, AS, Michael Marrale. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya