Laba Bersih Astra Turun 17% Jadi Rp 11,99 Triliun

Anak usaha grup di segmen jasa keuangan mencetak utang bersih sebesar Rp 47,5 triliun dibanding Rp 45,9 tirliun pada akhir 2014.

oleh Agustina Melani diperbarui 30 Okt 2015, 11:15 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2015, 11:15 WIB
Astra International
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) membukukan penurunan laba bersih 17 persen menjadi Rp 11,99 triliun untuk periode kuartal III 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,49 triliun.

Penurunan laba juga diikuti penurunan pendapatan 8 persen menjadi Rp 138,17 triliun hingga September 2015. Dengan melihat kondisi itu, laba bersih per saham turun 17 persen dari posisi Rp 358 hingga kuartal III 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 296.

Sementara itu, ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 5 persen menjadi Rp 100,31 triliun pada 30 September 2015 dari periode 31 Desember 2014 Rp 95,49 triliun. Nilai aset bersih per saham naik 5 persen menjadi Rp 2.478.

Adapun posisi utang bersih secara keseluruhan, di luar anak usaha jasa keuangan, mencapai Rp 283 miliar pada 30 September 2015 dibandingkan dengan utang bersih sebesar Rp 3,3 triliun pada akhir 2014. Hal itu lantaran penerimaan modal kerja yang kuat.

Anak usaha grup di segmen jasa keuangan mencetak utang bersih sebesar Rp 47,5 triliun dibandingkan dengan Rp 45,9 tirliun pada akhir 2014.

Mengutip keterangan yang diterbitkan, seperti ditulis Jumat (30/10/2015), grup Astra menghadapi penurunan konsumsi domestik, persaingan di pasar mobil, harga komoditas melemah, dan penurunan kualitas kredit korporasi hingga September 2015. Hal itu membuat kontribusi dari seluruh segmen bisnis menurun, kecuali alat berat dan pertambangan.

Laba bersih dari lini bisnis alat berat dan pertambangan yang didistribusikan ke PT Astra International Tbk naik 15 persen menjadi Rp 3,34 triliun hingga kuartal III 2015.

Penurunan besar kontribusi terjadi pada lini bisnis agribisnis. Tercatat kontribusi laba agribisnis turun 92 persen dari Rp 1,5 triliun hingga 30 September 2015 menjadi Rp 116 miliar. Hal itu lantaran harga rata-rata minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) turun 15 persen menjadi Rp 7.211 per kilogram dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Selain itu, penjualan CPO juga menurun 18 persen menjadi 826 ribu ton. Sedangkan penjualan olein naik 108 persen menjadi 300 ribu ton. Sementara itu, sektor otomotif mengalami penurunan 10 persen menjadi Rp 5,32 triliun. Kontribusi laba bersih jasa keuangan turun 21 persen menjadi Rp 2,99 triliun hingga 30 September 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,80 triliun.

Untuk lini bisnis infrastruktur dan logistik turun 64 persen menjadi Rp 91 miliar hingga September 2015. Kontribusi teknologi informasi turun delapan persen menjadi Rp 123 miliar.

"Situasi bisnis yang menantang yang dihadapi oleh grup Astra terus berlanjut. Kami memperkirakan kinerja dari seluruh lini bisnis tidak akan mengalami banyak perubahan di sisa penghujung tahun ini," ujar Presiden Direktur PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto. (Ahm/Gdn)**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya