Bursa Asia Tergelincir Pernyataan Janet Yellen

Janet Yellen berharap bank sentral bisa segera menaikkan suku bunga yang akan menjadi bukti pulihnya ekonomi AS dari resesi.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Des 2015, 08:45 WIB
Diterbitkan 03 Des 2015, 08:45 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Pasar saham Asia tergelincir usai Gubernur Federal Reserve (The Fed) Janet Yellen berkomentar tentang kemungkinan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) berlangsung di akhir bulan ini.

Melansir laman Reuters, Kamis (3/12/2015) indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,2 persen mengekor Wall Street yang memerah seiring pernyataan Yellen dan penurunan harga minyak mentah yang ikut menumbangkan saham-saham energi. Indeks Nikkei Jepang juga melemah 0,2 persen dan saham Australia jatuh 0,5 persen.

Dalam sambutannya saat acara Economic Club of Washington, Yellen berharap bank sentral bisa segera menaikkan suku bunga yang akan menjadi bukti  pulihnya ekonomi AS dari resesi.

Namun dia tidak menunjukkan jika kenaikan suku bunga ini akan dibeberkan pada pertemuan the Fed yang berlangsung pada 15-16 Desember.

Komentar Yellen datang pada saat muncul harapan the Fed memutuskan tidak akan menaikkan suku bunganya setelah data manufaktur yang dirilis awal pekan ini menunjukkan kinerja kurang menggairahkan.

Data manufaktur yang dikeluarkan oleh otoritas di AS menunjukkan bahwa sektor tersebut mengalami kontraksi pada November lalu dan merupakan level terlemah sejak Juni 2009.

Realisasi data manufaktur untuk November kemarin tercatat di 48,6, sedangkan ekspektasi analis dan pelaku pasar di level 50,5.


Namun kondisi ekonomi AS mendapat angin segar usai data pekerjaan dari swasta tercatat bertambah lebih besar dari perkiraan 217 ribu pada November.

Di sisi lain, indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, naik ke posisi tertinggi dalam 12,5 tahun seiring komentar Yellen soal suku bunga.

Pasar juga bersiap dengan kemungkinan Bank Sentral Eropa berpotensi memperpanjang kebijakan pelonggaran moneternya.

"Ada potensi besar untuk volatilitas euro sebagai ECB saat pengumuman keputusan kebijakan, diikuti oleh konferensi pers oleh Presiden (Mario) Draghi yang mulai 45 menit kemudian," tulis Sean Callow, Ahli Strategi Senior di Westpac.(Nrm/Zul)


Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya