BUMN Lebih Transparan Usai Lepas Saham ke Publik

Dengan BUMN melakukan IPO membuat banyak pihak akan mengawasi mulai dari BEI, OJK, dan publik.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Feb 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2016, 17:00 WIB
20151127-Penutupan-IHSG-Jakarta-AY
Pengunjung melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Bursa saham Indonesia kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan kinerja perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melantai di BEI bakal lebih baik. Selain mendapat suntikan modal,  BUMN akan menjadi lebih transparan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengatakan, dengan pemegang saham tambahan BUMN akan lebih terawasi. Apalagi‎, perusahaan yang mencatatkan sahamnya wajib melaporkan kinerjanya ke publik.

"Dengan adanya tambahan pemegang saham, akan membawa manfaat tambahan berupa profesionalisme pengelolaan BUMN," ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Selasa (23/2/2016).

Namun begitu, dia mengatakan hal tersebut tak serta merta membuat BUMN dikuasai asing. Dia menuturkan, kendali perusahaan akan tetap berada di tangan pemerintah.

"Karena initial public offering (IPO) tidak sampai mengubah kontrol BUMN ke asing. Karena tetap saja kontrol ada di tangan pemerintah sebagai pemegang saham pengendali," ujar dia.

Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Said Didu  mengatakan, sulitnya BUMN melantai di BEI karena banyaknya regulasi yang mesti dilewati.
‎

"Betul, regulasi yang banyak jadi salah satu faktornya, Sebenarnya mekanismenya memang demikian (banyak), tapi saya pikir biasa dipermudah asal memang dikerjakan secara serius," kata Said.

Dia mengatakan, salah satu hal yang membuat proses pelepasan saham semakin panjang karena mesti melalui persetujuan DPR.

Akan tetapi, dia mengatakan manfaat yang diterima BUMN ketika melepas saham ialah pengelolaan yang lebih profesional karena mengedepankan transparansi. "Ini yang sebenarnya tidak ada alasan untuk kita terus dukung," ujar Said.(Amd/Ahm)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya