Bursa Asia Naik Menunggu Kebijakan Bank Sentral AS dan Jepang

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar jepang naik 0,1 persen. Indeks Nikkei Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Apr 2016, 08:32 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2016, 08:32 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia menguat tipis pada pembukaan Rabu pekan ini. Pelaku pasar mencermati hasil sidang yang dilakukan oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) dan Bank Sentral Jepang.

Mengutip Reuters, Rabu (27/4/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik di luar jepang naik 0,1 persen. Indeks Nikkei Jepang naik 0,2 persen pada awal perdagangan. Sedangkan Indeks saham Australia juga menguat 0,1 persen.

Bank Sentral AS melakukan rapat dalam dua hari ini. Dalam rapat ini para dewan gubernur akan memutuskan untuk melanjutkan kebijakan moneter yang telah dijalankan pada akhir 2015 kemarin atau tidak.

Di akhir tahun lalu, Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga acuan dengan pertumbuhan bahwa perekonomian AS telah memperlihatkan tanda-tanda pemulihan. Namun ternyata di tahun ini tanda tersebut sedikit pudar.

Pelaku pasar pun memperkirakan dengan realisasi data ekonomi yang telah diumumkan sepanjang kuartal I 2016 kemarin, Bank Sentral AS akan mempertahankan suku bunga acuan.

"Acara utama saat ini adalah menunggu Federal Open Market Committee (FOMC) meeting. keputusan tersebut memperlihatkan seberapa optimistisnya Bank Sentral AS terhadap pertumbuhan ekonomi global," jelas senior FX strategist ANZ, Sam Tuck.

ia melanjutkan, dengan volatilitas di Eropa yang cukup tinggi dan belum adanya keputusan dari Bank Sentral Eropa mengenai tindakan yang akan dilakukan membuat Bank Sentral AS harus melakukan analisa sedalam mungkin.

Bank Sentral jepang juga akan membuat keputusan kebijakan moneter pada Kamis pekan ini. Beberapa spekulasi muncul bahwa Bank Sentral Jepang akan melanjutkan untuk memberikan stimulus moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

Sedangkan faktor lain yang mendorong pergerakan bursa Asia adalah harga minyak. Harga komoditas tersebut menyentuh level US$ 44 per barel yang merupakan level tertinggi pada tahun ini.

Dengan kenaikan harga minyak tersebut akan mendorong kenaikan saham-saham di sektor energi dan juga sektor komoditas sehingga berpotensi untuk mendorong penguatan bursa Asia ke level yang lebih tinggi lagi. (Gdn/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya