IHSG Menguat Ditopang Saham Infrastruktur

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah di awal sesi perdagangan saham Kamis pekan ini

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 16 Jun 2016, 09:15 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2016, 09:15 WIB
20160104-Perdagangan-Bursa-AY
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (4/1/2016). Mengawali pembukaan perdagangan bursa 2016, IHSG menguat tipis 0,24 persen atau 10,80 poin di angka 4.580,17. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah di awal sesi perdagangan saham Kamis pekan ini. Laju IHSG ini bergerak mengikuti bursa saham global yang juga melemah.

Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, Kamis (16/6/2016), IHSG naik 6,9 poin atau 0,14 persen ke level 4.822,73. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,28 persen ke level 820,15.

Ada 70 saham menghijau yang mampu mengangkat IHSG. Terdapat 31 saham melemah dan 57 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 4.828,29 dan terendah 4.818,15.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 7.848 kali dengan volume perdagangan 198,9 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 208,6 miliar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham berada di zona hijau. Dari 10 saham pembentuk indeks terdapat tiga sektor yang menguat paling tinggi yaitu infrastruktur, keuangan dan konstruksi.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 39 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 39 miliar.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain saham SHIP naik 58,57 persen ke level Rp 224, saham PSDN mendaki 6,25 persen ke level Rp 170, dan saham KBLM menanjak 5,88 persen ke level Rp 180 per saham.

Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham LCGP melemah 9,52 persen ke level Rp 228, saham APLI merosot 8,57 persen ke level Rp 64 per saham, dan saham BEKS tergelincir 6,49 persen ke level Rp 72 per saham.

Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, pada penutupan perdagangan saham kemarin, ‎IHSG melemah sebanyak 6,76 poin ke level 4.814,8. Pelemahan tersebut karena data neraca perdagangan tidak sesuai ekspektasi.

"Pergerakan IHSG cenderung tertekan sejak awal sesi setelah data neraca perdagangan yang terkontraksi pada ekpektasi di level US$ 376 juta, dengan ekspektasi US$ 723 juta," kata dia.

Sedangkan bursa Asia mengalami kenaikan pada perdagangan saham kemarin. Kenaikan bursa Asia didorong oleh terkoreksinya mata uang Yen.

"Terkoreksinya instrumen safe haven seperti yen mampu mendorong penguatan bursa Jepang," kata dia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya