Walmart Beli Saham Perusahaan Ritel Online Tiongkok

Walmart membeli sekitar 5 persen saham JD.com yang merupakan perusahaan ritel kedua terbesar di Tiongkok.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Jun 2016, 11:00 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2016, 11:00 WIB
Walmart
Walmart pecat karyawannya setelah mengembalikkan uang yang ia temukan di parkiran. (News.com.au)

Liputan6.com, New York - Walmart akan membeli saham di sebuah perusahaan e-commerce terkemuka di Tiongkok. Namun bukan Alibaba.

Raksasa ritel tersebut menyatakan pihaknya akan membeli sekitar 5 persen saham JD.com. Nilai pembelian sekitar US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 19,92 triliun (asumsi kurs Rp 13.282 per dolar Amerika Serikat). JD.com termasuk perusahaan ritel kedua terbesar di Tiongkok.

Saham JD sempat melonjak lebih dari 8 persen hingga akhirnya dihentikan sementara menjelang pengumuman resmi. Akhirnya pada akhir perdagangan saham JD naik 6 persen. Sedangkan saham Walmart melemah.

Sebagai bagian dari kesepakatan, Walmart juga menjual situs e-commerce Tiongkok miliknya, yaitu Yihaodian kepada JD. Walmart menyatakan, pihaknya akan terus menjual barang di Yihaodian, dan akan bekerja sama dengan JD untuk mendorong cara menumbuhkan merek Yihaodian.

Walmart juga berencana mendirikan toko untuk sejumlah unit di Tiongkok. Itu terutama pada pasar JD. "Kami sangat gembira dengan kerja sama ini terutama dengan pemimpin terkuat JD.com. Potensi hubungan baru ini menciptakan pelanggan di Tiongkok, serta bisnis kami," ujar CEO Walmart Doug McMillon dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip dari CNN Money, Selasa (21/6/2016)

Ia mengharapkan, pihaknya dapat menawarkan pelanggan sejumlah besar kualitas produk impor yang sebelumnya tidak tersedia di Tiongkok lewat Walmart dan Sam's Club.

Sementara itu,CEO JD Richard Liu menuturkan, kalau pihaknya akan mengembangkan Yihaodian. Ia juga menilai kalau Sam's Clubs di Tiongkok sudah populer di sejumlah kota di Tiongkok, terutama masyarakat Tiongkok kelas atas.

Terkait kinerja keuangan, analis memprediksi kalau JD masih akan mencatatkan kerugian pada 2016. Baru-baru ini, perseroan melaporkan kerugian lebih besar untuk kuartal I 2016. (Ahm/Ndw)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya