Data Ekonomi AS Mengecewakan, Bursa Asia Menguat Tipis

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen di awal perdagangan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Agu 2016, 08:40 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2016, 08:40 WIB
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen di awal perdagangan.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen di awal perdagangan.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia hanya mampu menguat tipis pada pembukaan perdagangan Senin ini setelah keluarnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan. Data yang tak sesuai harapan tersebut mengurangi keyakinan pelaku pasar dengan rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Mengutip Reuters, Senin 1/8/2016), Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3 persen di awal perdagangan. Indeks Nikkei Jepang turun 1,5 persen karena nilai tukar yen melonjak setelah ada rencana dari Bank Sentral Jepang untuk kembali memberikan stimulus.

Di akhir pekan lalu, otoritas AS mengeluarkan data bahwa pertumbuhan ekonomi negara tersebut naik 1,2 persen untuk periode April-Juni. Pertumbuhan tersebut berada di bawah estimasi dari para analis dan ekonom yang memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi AS bakal berada di angka 2,6 persen.

Dengan adanya data yang berada di bawah harapan tersebut membuat para pelaku pasar melihat bahwa The Fed kembali akan menunda atau setidaknya tidak akan segera mengetatkan kebijakan moneter dengan menaikkan suku bunga.

"Saya menduga The Fed berharap bahwa pertumbuhan ekonomi bakal kembali menguat pada kuartal II setelah melemah pada kuartal sebelumnya. Namun data yang ada menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS masih cukup berat untuk terbang," jelas analis senior obligasi Mizuho Securities, Hiroko Iwaki.

"Pelaku pasar juga sedikit gugup dengan rencana dari Bank Sentral Jepang," ujar Yuji Saito, Head of the Foreign-Exchange Credit Agricole SA.

Perdana Menteri Shinzo Abe akan mengucurkan paket stimulus fiskal sekitar US$ 267 miliar. Hal ini akan disetujui kabinet pada pekan depan. Langkah itu membuat bank sentral Jepang tertekan untuk membantu menghidupkan kembali kredit dan inflasi.

"Ada harapan kalau bank sentral Jepang akan memberikan pelonggaran cukup menyeluruh mungkin termasuk penurunan suku bunga tambahan dan pelonggaran kuantatif. Ini juga menjadi penting terlihat dampaknya ke yen dan saham bank," ujar Ekonom ANZ Bank New Zealand Ltd Cameron Bagrie. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya