Liputan6.com, New York - Bursa Amerika Serikat (AS) melemah didorong sektor saham kesehatan dan material. Selain itu, investor juga mempertimbangkan kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve dalam beberapa bulan mendatang.
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones turun 65,82 poin atau 0,35 persen ke level 18.481,48. Indeks saham S&P 500 merosot 11,46 poin atau 0,52 persen ke level 2.175,44. Indeks saham Nasdaq tergelincir 42,38 poin atau 0,81 persen ke level 5.217,70.
Sektor saham kesehatan dan material bebani bursa AS. Sektor saham kesehatan turun 1,6 persen, dan membukukan penurunan terbesar sejak 24 Juni.
Saham Mylan telah mendorong sektor saham kesehatan tertekan. Saham Mylan susut 5,4 persen menjadi US$ 43,15 seiring ada tekanan politik soal kenaikan pengobatan alergi EpiPen. Sedangkan sektor saham material turun 1,2 persen seiring kinerja Newmont Mining dan Freeport McMoran memburuk.
Advertisement
Baca Juga
Pelaku pasar juga menanti pidato pimpinan bank sentral AS atau the Federal Reserve Janet Yellen di Jackson Hole, Wyoming. Pidato ini sebagai sinyal untuk mengetahui arah kebijakan moneter.
Komentar terbaru dari sejumlah pejabat the Fed yang agresif pun termasuk wakil pimpinan the Fed Stanley Fischer juga mengangkat harapan kalau the Fed akan menaikkan suku bunga pada September 2016.
"Pasar telah memegang pola dalam beberapa pekan terakhir. Pelaku pasar menunggu pidato Yellen. Tentu saja pasar mungkin akan terkejut. Pasar sedang mencari kejelasan, dan kami mungkin tidak mendapatkan kejelasan," ujar Peter Cardillo, Ekonom First Standard Financial seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (25/8/2016).
Berdasarkan data FedWatch CME Group, harapan kenaikan suku bunga pada September berada 18 persen, naik 12 persen dari akhir pekan lalu. Sedangkan kenaikan suku bunga pada Desember mencapai 50 persen.
Adapun volume perdagangan saham sekitar 6,09 miliar saham di bursa AS. Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata harian sekitar 6,26 miliar saham selama 20 sesi terakhir. (Ahm/Ndw)