Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham awal pekan ini. Sentimen eksternal seperti rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) akan mempengaruhi laju IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG kembali melewati masa uji support di tengah ketidakpastian akan perubahan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS atau the Federal Reserve. Selain itu, harga komoditas seperti harga minyak juga pengaruhi laju IHSG.
Sedangkan dari dalam negeri, William menilai perkembangan pencapaian program pengampunan pajak atau tax amnesty akan pengaruhi IHSG dalam jangka pendek.
Advertisement
Baca Juga
"Namun kondisi ekonomi stabil sehingga tentunya masih dapat dikatakan penopang IHSG masih cukup kuat. IHSG akan berada di kisaran 5.324-5.458 pada perdagangan awal pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Senin (5/9/2016).
Sementara itu, Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menuturkan IHSG masih cenderung mendatar. Sentimen eksternal lebih mempengaruhi laju IHSG terutama dari indeks saham Dow Jones pada pekan lalu.
"Dow Jones positif pada pekan lalu. Laporan gaji pekerja AS lebih rendah, dan ada rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com.
Sedangkan dari sentimen internal, Satrio menilai pelaku pasar kurang merespons positif dari data ekonomi. Meski demikian, Satrio menilai aksi beli investor asing yang terjadi pada pekan lalu menunjukkan IHSG berusaha untuk keluar dari fase konsolidasi.
"IHSG akan bergerak di kisaran support 5.325-5.300 dan resistance 5.360-5.400," kata Satrio.
Untuk rekomendasi saham, Satrio merekomendasikan beli saat melemah saham-saham sektor tambang. Sedangkan William memilih saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). (Ahm/Ndw)