The Fed Tunda Kenaikan Suku Bunga, IHSG Berpotensi Menguat

Pelaku pasar tengah melihat realisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 05 Sep 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2016, 06:20 WIB
20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY
Pekerja melintas di layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat selama sepekan ini. Kecenderungan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) menunda kenaikan suku bunga mendorong aksi beli di pasar saham. 

Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang mengatakan, The Fed belum akan menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat. Alasannya, beberapa data ekonomi AS belum mendukung rencana perubahan kebijakan moneter tersebut. 

"Tingkat pengangguran naik menjadi berita buruk di AS. The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (5/9/2016).

Dia mengatakan, peningkatan jumlah pengangguran tersebut memberikan dampak negatif bagi perekonomian karena memperlihatkan bahwa ekonomi di AS belumpulih benar. Namun di luar itu, peningkatan jumlah pengangguran tersebut justru memicu aksi beli komoditas.

"Harga minyak naik, emas, timah, nikel naik," ujar dia.

Edwin melanjutkan, sentimen dari dalam negeri, pelaku pasar saat ini tengah mewaspadai realisasi program pengampunan pajak atau tax amnesty.

Untuk diketahui, realisasi total uang tebusan yang masuk ke kas negara sejak Juli hingga kemarin masih di kisaran Rp 4,32 triliun atau 2,6 persen dari target Rp 165 triliun. Jumlah SPH yang dilaporkan 28.660 SPH dengan jumlah harta Rp 204 triliun.

"Dalam negeri masih mencermati tax amnesty. Kalau dilihat masih lambat," terang Edwin.

Edwin memprediksi IHSG bergerak pada support 5.340 dan resistance 5.450. Dia merekomendasikan akumulasi saham PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR)

PT HD Capital memperkirakan IHSG menguat dalam sepekan. IHSG menguat karena niatan The Fed menaikkan suku bunga justru memberikan kepastian pada pelaku pasar terkait perbaikan ekonomi global.

"Niat The Fed untuk menaikkan suku bunga di September akan memberikan kepastian ke pasar saham dan komoditas yang sebelumnya galau bahwa recovery ekonomi dunia masih dalam jalur positif. Kondisi IHSG yang short term koreksi minor dan sideways diperkirakan berubah naik di atas level psikologis 5.410 untuk meneruskan kenaikan tertunda," tulis HD Capital.

HD Capital merekomendasikan beli saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Pada pekan lalu, IHSG mengalami penurunan 1,75 persen dari posisi 5.438,83 menjadi 5.353,46. Kapitalisasi pasar juga mengalami penurunan sebanyak 1,62 persen dari Rp 5.858,52 triliun menjadi Rp 5.762,71 triliun.

Di pasar modal, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 2 triliun dalam sepekan. Namun, sepanjang tahun masih membukukan beli bersih sebanyak Rp 37,38 triliun.

Pada pekan lalu, rata-rata transaksi harian mengalami penurunan menjadi Rp 6,5 triliun per hari dari sebelumnya Rp 7,15 triliun per hari. Rata-rata volume transaksi harian turun 18,68 persen menjadi 6,87 miliar saham. Frekuensi perdagangan harian saham turun 7,19 persen menjadi 290,41 ribu kali. (Amd/Gdn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya