Neraca Perdagangan RI Surplus US$ 8,78 Miliar, IHSG Naik Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 4,4 poin ke level 5.277,45 pada sesi pertama perdagangan Senin pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 16 Jan 2017, 12:24 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 12:24 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau namun naik terbatas pada sesi pertama perdagangan saham Senin pekan ini. Penguatan IHSG di tengah rilis data ekonomi neraca perdagangan 2016.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan, Senin (16/1/2017), IHSG naik tipis 4,46 poin atau 0,08 persen ke level 5.277,45. Indeks saham LQ45 turun tipis 0,01 persen ke level 882,45. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 128 saham menguat sehingga mendorong IHSG tetap di zona hijau. Sedangkan 132 saham melemah sehingga IHSG naik terbatas. 100 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 128.340 kali dengan volume perdagangan 5 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 2,4 triliun.

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.291,49 dan terendah 5.275,82. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 88,44 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.337.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perkebunan turun 0,20 persen, sektor saham konstruksi susut 0,55 persen, sektor saham keuangan merosot 0,39 persen.

Sedangkan sektor saham barang konsumsi naik 0,62 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar mendaki 0,60 persen dan sektor saham manufaktur menguat 0,53 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham JAWA naik 32,58 persen ke level Rp 175 per saham, saham ARTO mendaki 12,32 persen ke level Rp 155 per saham, dan saham BNLI menanjak 11,63 persen ke level Rp 720 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham ALKA turun 34,50 persen ke level Rp 131 per saham, saham CANI merosot 11,88 persen ke level Rp 705 per saham, dan saham BINA susut 9,29 persen ke level Rp 332 per saham.

Pada awal pekan ini, sebagian besar bursa Asia tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng susut 1,05 persen ke level 22.693, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,66 persen ke level 2.063, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,87 persen ke level 19.119.

Selain itu, indeks saham Shanghai turun 1,09 persen ke level 3.078, indeks saham Singapura menyusut 0,72 persen ke level 3.002, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,84 persen.

Penguatan IHSG saat rilis data neraca perdagangan Indonesia pada 2016. BPS melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia di Desember 2016 sebesar US$ 990 juta. Secara keseluruhan sepanjang Januari-Desember tahun lalu mencapai surplus US$ 8,78 miliar atau lebih tinggi dibanding realisasi 2015.

Kepala BPS, Suhariyanto  mengungkapkan, kinerja ekspor di akhir 2016 sebesar US$ 13,77 miliar atau lebih besar dibanding capaian impor senilai US$ 12,78 miliar di Desember 2016.

"Jadi surplus neraca dagang di Desember sebesar US$ 0,99 miliar," ujar dia saat Konferensi Pers Neraca Perdagangan Desember 2016, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin 16 Januari 2017.

Kinerja surplus neraca perdagangan akhir tahun lalu ini, Suhariyanto menuturkan, berasal dari ekspor non migas yang masih mencetak surplus US$ 1,45 miliar. Sementara neraca perdagangan migas defisit US$ 455,8 juta.

Sedangkan untuk surplus sepanjang 2016, tercapai US$ 8,78 miliar. Realisasi ekspor senilai US$ 144,43 miliar selama Januari-Desember 2016, sementara impor tercatat lebih rendah US$ 135,65 miliar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya