Bursa Asia Menguat, IHSG Naik Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,69 poin ke level 5.293 pada Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Jan 2017, 16:16 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2017, 16:16 WIB
20161125- Sesi Siang IHSG Naik 5 Persen-JAkarta-Angga Yuniar
Volume perdagangan hingga sesi siang ini tercatat sebanyak 3,795 miliar saham senilai Rp 1,982 triliun. Sebanyak 163 saham naik, 111 saham melemah dan 89 saham stagnan, Jakarta, Jumat (25/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Akan tetapi, laju IHSG tersebut hanya naik terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (25/1/2017), IHSG hanya naik 1,69 poin atau 0,03 persen ke level 5.293,78. Indeks saham LQ45 menguat 0,02 persen ke level 884,30. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 135 saham menguat sehingga dorong IHSG ke zona hijau. Akan tetapi, 173 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Sedangkan 112 saham diam di tempat.

Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.310,66 dan terendah 5.287,12. Transaksi perdagangan saham hari ini juga cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 398.527 kali dengan volume perdagangan 32,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,9 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 391 miliar di seluruh pasar. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.345. Secara sektoral, sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham industri dasar naik 1,59 persen, dan catatkan penguatan terbesar.

Disusul sektor saham manufaktur mendaki 0,54 persen dan sektor saham aneka industri menanjak 0,44 persen. Sedangkan sektor saham keuangan merosot 0,42 persen, sektor saham perdagangan susut 0,40 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MKNT naik 22,61 persen ke level Rp 488 per saham, saham DEWA melonjak 21,92 persen ke level Rp 89 per saham, dan saham UNSP naik 18,97 persen ke level Rp 69 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham RODA merosot 23,55 persen ke level Rp 370 per saham, saham BMAS turun 13,16 persen ke level Rp 330 per saham, dan saham ASDM tergelincir 12,69 persen ke level Rp 860 per saham.

Sedangkan bursa Asia cenderung menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,43 persen ke level 23.049, indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,06 persen ke level 2.066, indeks saham Jepang Nikkei melonjak 1,43 persen. Indeks saham Nikkei pimpin penguatan di bursa Asia. Indeks saham Shanghai mendaki 0,22 persen ke level 3.149. Sedangkan indeks saham Singapura merosot 0,07 persen ke level 3.039.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG masih masuk tahap konsolidasi. Jelang akhir Januari 2017, rilis laporan kinerja emiten belum terlalu banyak. Selain itu, harga komoditas juga masih berfluktuasi.

William melihat kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar. Apalagi aliran dana investor asing juga mulai kembali masuk. Sedangkan dari eksternal, pelaku pasar juga menanti kebijakan ekonomi presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Saham Grup Bakrie Melonjak

Saham Grup Bakrie Melonjak

Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, saham-saham grup Bakrie melonjak signifikan. Saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) naik 21,92 persen ke level Rp 89 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 258,1 miliar.

Selain itu, saham PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) melonjak 18,97 persen ke level Rp 69 per saham, saham PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS) mendaki 7,45 persen ke level Rp 101 per saham.

Saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) naik 4,55 persen ke level Rp 69 per saham, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menguat 1,25 persen ke level Rp 486 per saham. Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, penguatan saham grup Bakrie lantaran saham PT Bumi Resources Tbk masuk indeks saham LQ45. Transaksi saham PT Bumi Resources Tbk cukup aktif diperdagangkan sehingga masuk kriteria LQ45.

Sementara itu, William menilai, kenaikan harga saham-saham grup Bakrie lantaran ada optimisme terhadap saham PT Bumi Resources Tbk. Apalagi perseroan sedang berusaha untuk restrukturisasi utangnya.

Seperti diketahui,  PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan menggelar rights issue dengan jumlah penawaran saham yang besar. Perseroan akan menerbitkan saham dalam rights issue dan pelaksanaan obligasi wajib konversi (OWK) sekitar 37,88 miliar saham. Jumlah saham setelah pelaksanaan rights issue dan OWK sekitar 74,50 miliar.

Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya akan alami dilusi 50,8 persen.Perseroan menetapkan harga rights issue Rp 926,16 per saham. Dalam penjelasan yang disampaikan ke otoritas bursa dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Perseroan menetapkan harga pelaksanaan rights issue tersebut berdasarkan perjanjian perdamaian oleh Pengadilan Niaga.

Lewat rights issue tersebut, jadi jumlah utang dan biaya yang akan dikonversi melalui penerbitan saham baru atau rights issue sebesar US$ 2,01 miliar dengan nilai kurs Rp 13.235 per dolar AS. Hal itu setara dengan Rp 26,62 triliun.

Perseroan juga melaksanakan obligasi wajib konversi atau mandatory convertibel bonds (MCB) dengan nilai US$ 639 juta dengan nilai kurs Rp 13.325 per dolar AS. Jumlah itu sekitar Rp 8,45 triliun bila menggunakan harga konversi Rp 926,16. Jumlah itu setara dengan 9,13 miliar saham.

Dana hasil rights issue dan OWK tersebut dalam rangka melunasi utang sebagian besar untuk CIC atau China Investment Corporation (CIC) dan sejumlah kreditor lainnya antara lain UBS facility, Axix Bank Facility, DB Facility, RBI, CS, castleford.

Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 7 Februari 2017. RUPSLB akan meminta persetujuan untuk melaksanakan penawaran umum terbatas atau rights issue V.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya