Liputan6.com, New York - Wall Street berakhir lebih rendah terpicu kekhawatiran investor jika rencana Presiden Donald Trump untuk memotong pajak dan meningkatkan perekonomian Amerika Serikat (AS) bisa memakan waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya.
Melansir laman Reuters, Selasa (21/3/2017), indeks Dow Jones Industrial Average DJI beringsut turun 0,04 persen menjadi 20.905,86 poin. Sementara indeks S & P 500 kehilangan 0,20 persen menjadi 2.373,47.
Advertisement
Baca Juga
Sementara indeks Nasdaq Composite naik tipis 0,01 persen menjadi 5.901,53 setelah sempat mencapai rekor intraday tertinggi.
Wall Street sempat mencetak rekor sejak terpilihnya Trump sebagai Presiden AS. Namun laju bursa AS kini mulai goyah dalam beberapa pekan terakhir karena investor mengkhawatirkan tentang ketidakjelasan proposal reformasi pajak dan pemotongan regulasi sesuai janji Trump.
"Kini bertambah satu hari lagi kebijakan (yang dijanjikan) tak kunjung keluar," kata Ian Winer, Direktur Perdagangan Wedbush Securities di Los Angeles.
Dia mengingatkan jika pasar menanti reformasi pajak sesuai janji Trump. "Dan Anda perlu mendapatkan sektor kesehatan dilakukan sebelum mendapatkan reformasi pajak," jelas dia.
Indeks S&P 500 dan Dow berakhir lebih rendah juga setelah Direktur FBI James Comey mengatakan kepada kongres bahwa ia tidak melihat ada bukti untuk mendukung klaim Trump jika mantan Presiden Barack Obama telah menyadap markas kampanyenya di Trump Tower di New York.
Tujuh dari 11 besar sektor pada indeks S&P tercatat lebih rendah, dengan indeks keuangan memimpin penurunan sebesar 0,9 persen.
Adapun saham yang menuai keuntungan seperti Apple yang naik 1,05 persen ke rekor tertingginya di US$ 141,46. Sedangkan Caterpillar (CAT.N) yang naik 2,68 persen, memberikan dorongan terbesar untuk Dow.
Sekitar 5,8 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan 7,1 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.