Aksi Beli Investor Asing Capai Rp 5,5 Triliun

Investor asing melakukan aksi beli sejak Maret 2017, tercatat pembelian terbesar capai Rp 2,4 triliun pada 17 Maret 2017.

oleh Agustina Melani diperbarui 21 Mar 2017, 20:38 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2017, 20:38 WIB
20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Investor asing terus melanjutkan aksi beli hingga pekan keempat Maret 2017 di pasar modal Indonesia. Tercatat aksi beli investor asing mencapai Rp 5,55 triliun dalam waktu empat hari.

Melihat data Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Selasa (21/3/2017), investor asing melakukan aksi beli terbesar pada 17 Maret 2017 yang mencapai Rp 2,48 triliun. Sebelumnya pada 16 Maret 2017, aksi beli investor asing mencapai Rp 1,84 triliun. Aksi beli investor asing pun berlanjut pada pekan keempat Maret 2017 dari periode Senin 20 Maret 2017 di kisaran Rp 830 miliar dan Rp 392 miliar pada 21 Maret 2017. Dalam empat hari, tercatat aksi beli investor asing Rp 5,5 triliun.

Sepanjang 2017, aksi beli investor asing mencapai Rp 5,51 triliun. Ada aksi beli investor asing itu juga mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali cetak rekor. Meski pada penutupan Selasa pekan ini naik tipis 9 poin tapi mendorong IHSG cetak rekor ke level 5.543 pada Selasa 21 Maret 2017.

Kinerja IHSG sepanjang 2017 tumbuh 4,65 persen ke level 5.543. Di antara bursa global, pertumbuhan kinerja IHSG di peringkat 9.

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini menuturkan, investor asing memandang positif prospek ekonomi Indonesia terutama pasar modal Indonesia. Ia menilai, hal itu bagus untuk pasar modal. Selain itu, sebelumnya lembaga pemeringkat internasional yang juga memperbaiki prospek peringkat Indonesia juga berdampak positif untuk Indonesia.

Lembaga pemeringkat internasional Moody’s Investors Service (Moody’s) memperbaiki outlook sovereign credit rating Republik Indonesia dari stabil menjadi positif. Sekaligus mengafirmasi rating pada Baa3 (Investment Grade) pada 8 Februari 2017.

Moody’s menyatakan terdapat dua faktor kunci yang mendukung perbaikan outlook sovereign credit rating Indonesia. Pertama, penurunan kerentanan sektor eksternal yang diperkirakan terus berlanjut sebagai dampak dari kebijakan otoritas. Kedua, perbaikan kelembagaan melalui peningkatan efektivitas kebijakan.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan hal senada. Fundamental ekonomi Indonesia stabil menjadi daya tarik investor asing untuk masuk ke pasar modal indonesia. "Investor asing juga kembali buru saham-saham unggulan berkapitalisasi besar yang sebelumnya sempat terkoreksi," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga 0,25 persen pada pertemuan 14-15 Maret 2017 juga memberi kepastian di pasar.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya