IHSG Bakal Bergerak Bervariasi Tapi Cenderung Tertekan

Saat ini pelaku pasar tengah menaruh perhatian atas kedatangan lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) ke Indonesia.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 23 Mar 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2017, 06:30 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak variatif namun cenderung tertekan hari ini. Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan laju IHSG akan berada di support 5.500 dan resistance 5.565.

Kemarin, IHSG melemah tipis 9 poin ke level 5.534,09. Investor asing melakukan aksi beli bersih sebanyak Rp 136,6 miliar sehingga menahan pelemahan IHSG.

"Pergerakan cenderung terkonsolidasi dan ditarik menguat pada preclosing di mana aksi beli investor asing yang tercatat nett buy Rp 136,6 miliar menjadi penopangnnya," kata dia, Jakarta, Kamis (23/3/2017).

Meski begitu, dia menuturkan sektor saham penopang IHSG cenderung melemah. Sektor konsumer dan pertanian mengalami pelemahan paling dalam.

Dia mengatakan, saat ini pelaku pasar tengah menaruh perhatian atas kedatangan lembaga pemeringkat Standard and Poor's (S&P) ke Indonesia.

"Kehadiran S&P ke Indonesia memberi spekulasi positif meskipun di tengah tekanan bearish di bursa saham global," ujar dia.

Sementara itu, Bursa Asia ditutup mayoritas tertekan dengan pelemahan paling dalam pada Bursa Jepang.

"Bursa Asia ditutup mayoritas tertekan dengan pergerakan gap down di awal sesi perdagangan. Pelemahan dipimpin oleh indeks saham di Jepang yang turun lebih dari 2 persen disusul penurunan indeks saham di Hong Kong yang turun lebih dari 1 persen," jelas dia.

Lanjar merekomendasikan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) untuk dicermati pelaku pasar.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya