IHSG Kembali Cetak Rekor Tertinggi 5.606,7

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.616,94 dan terendah 5.581,314.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Apr 2017, 16:20 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2017, 16:20 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Indeks sempat meraih level tertinggi di 5.399,99 dan terendah di 5.371,67 sepanjang perdagangan hari ini, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada perdagangan saham di awal pekan ini. IHSG kembali mencetak rekor tertingginya di awal April ini.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (3/4/2017), IHSG menguat 38,6 poin atau 0,69 persen ke level 5.606,78. Indeks saham LQ45 juga naik 1,03 persen ke level 930,99. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.

Ada sebanyak 156 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 172 saham melemah, dan 100 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.616,94 dan terendah 5.581,314. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 323.932 kali.

Transaksi saham cukup ramai dengan volume perdagangan 9,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 6,9 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 401 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.317.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat dengan sektor saham barang konsumsi yang naik 1,56 persen. Disusul sektor saham perdagangan naik 1,44 persen dan sektor aneka industri meningkat 1,15 persen.

Adapun saham yang menguat antara lain BAPA yang menguat 25,53 persen ke level Rp 118 per saham, saham PTRO melonjak 18,18 persen ke level Rp 1.230 per saham.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, ada sejumlah sentimen yang mendorong IHSG sentuh level 5.600. Pertama, data manufaktur Indonesia naik menjadi 50,5 pada Maret 2017 dari 49,3.

Kenaikan ini berpotensi memberi sentimen positif untuk Indonesia. Hal ini ditandai kalau ekonomi Indonesia ekspansi dengan indeks manufaktur lebih dari 50.

Selain itu, Bima menuturkan, berdasarkan salah satu bank regional grup DBS menyatakan ada peluang lembaga pemeringkat internasional S&P menaikkan rating Indonesia seiring selesai dan suksesnya pengampunan pajak.

Penguatan IHSG ini juga di tengah rilis data ekonomi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun di luar dugaan tercatat deflasi pada Maret 2017.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bila Indonesia mencatatkan deflasi pada Maret ini sebesar 0,02 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 1,19 persen dan tahun ke tahun mencapai 3,61 persen.

Bila dibandingkan pada bulan yang sama di tahun sebelumnya, Indonesia tercatat mengalami inflasi. Pada Maret 2016, inflasi tercatat sebesar 0,19 persen dan Maret 2015 sebesar 0,17 persen.

 

 

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya