Pasar Respons Negatif Vonis Ahok, IHSG Turun Tipis

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 3,89 poin ke level 5.703 pada sesi pertama.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Mei 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2017, 12:40 WIB
Ilustrasi laju IHSG
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini. Sentimen bursa global dan internal pengaruhi laju IHSG.

Pada penutupan sesi pertama perdagangan saham, Selasa (9/5/2017), IHSG turun tipis 3,89 poin atau 0,07 persen ke level 5.703,97. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,07 persen ke level 948,32. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Ada sebanyak 176 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 125 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 106 saham lainnya diam di tempat.

Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG sempat sentuh level tertinggi baru di kisaran 5.745,84. Level IHSG terendah 5.703,97 pada sesi pertama. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 167.891 kali dengan volume perdagangan 8,6 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 3,6 triliun.

Investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 345,48 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.327.

Saham-saham yang catatkan penguatan besar antara lain saham BMSR naik 35 persen ke level Rp 189 per saham, saham WICO melonjak 34,46 persen ke level Rp 238 per saham, dan saham NAGA mendaki 26,95 persen ke level Rp 212 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah VINS merosot 24,86 persen ke level Rp 402 per saham, saham ARII tergelincir 23,26 persen ke level Rp 330 per saham, dan saham DNAR turun 18,71 persen ke level Rp 252 per saham.

Sektor saham sebagian besar melemah. Sektor saham tambang turun 2,46 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar turun 0,59 persen dan sektor saham perdagangan merosot 0,48 persen.

Bursa Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,51 persen ke level 24.702, indeks saham Singapura menguat 0,25 persen ke level 3.245. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,07 persen ke level 19.881, indeks saham Shanghai merosot 0,18 persen ke level 3.072, dan indeks saham Taiwan merosot 0,16 persen ke level 9.921.

Analis PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menuturkan, IHSG melemah tipis didorong sentimen eksternal dan internal. Bursa Asia cenderung variasi, selain itu bursa saham Amerika Serikat dan Eropa juga cenderung melemah.

"Ini dari variatifnya kondisi bursa Asia. Kondisi bursa AS dan Eropa turun," kata Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, dari dalam negeri keputusan sidang Majelis Hakim Pengadilan Jakarta Utara memvonis Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan hukuman pidana 2 tahun penjara juga pengaruhi pasar tetapi tidak terlalu besar pengaruhnya.

"Dampaknya tidak ada apa-apa pengaruh ke pasar. Namun pada saat terjadi tren kenaikan IHSG pasar mencari momen profit taking (ambil untung)," ujar Reza.

Ia menuturkan, saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih positif. Ini dilihat dari data makro ekonomi dan rupiah menguat. 

Hal senada dikatakan Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji. Ia menuturkan, pasar merespons negatif atas keputusan hakim dalam sidang Ahok. Namun efek sentimen itu hanya sementara ke pasar saham.

"Pasar respons negatif atas keputusan hakim memenjarakan Ahok 2 tahun," kata Bima.

Selain sentimen internal, Bima menuturkan, sektor batu bara juga mendapat tekanan dari kabar perusahaan di Australia mengenai penambahan produksi yang cukup signifikan.

Reza memperkirakan, IHSG berpotensi menguat meski terbatas pada sesi kedua perdagangan saham. Ini didukung aksi beli investor asing di pasar saham.

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya