Wall Street Melemah Tersengat Saham Sektor Ritel

Rilis data penjualan ritel dan suku bunga bank sentral Amerika Serikat mempengaruhi laju bursa saham Amerika Serikat atau wall street.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Mei 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2017, 05:00 WIB
Ilustrasi wall street
Ilustrasi wall street

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah seiring data ekonomi AS yang membebani sektor bank. Kekhawatiran terhadap toko ritel seperti Nordstrom juga membebani bursa saham AS.

Sejumlah sentimen menekan wall street pada pekan ini. Pelaku pasar merespons negatif langkah Presiden AS Donald Trump secara mengejutkan memberhentikan Direktur FBI James Comey. Ini dampaknya dapat menunda sasaran Trump mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memangkas pajak dan meningkatkan belanja infrastruktur.

Selain itu hasil data ekonomi AS yaitu penjualan ritel dan inflasi bulanan juga meningkatkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi yang lamban. Ditambah pertanyaan apakah bank sentral AS atau the Federal Reserve dapat mempertahankan prospek agresif terhadap suku bunga pada 2017.

Berdasarkan data, keyakinan bank sentral AS atau the Federal Reserve mungkin dapat kembali menaikkan suku bunga sebanyak dua kali pada tahun ini mencapai 49 persen dibandingkan sebelum rilis data ekonomi AS mencapai 54 persen.

Sektor bank yang biasanya mendapatkan keuntungan dari suku bunga lebih tinggi malah membebani indeks saham Dow Jones dan S&P 500. Sektor keuangan S&P 500 tergelincir 0,45 persen. Sedangkan sektor industri turun 0,65 persen.

Tak hanya sektor keuangan bebani bursa saham AS. Penjualan toko ritel pun membebani bursa saham AS. JC Penney melaporkan penjualan lebih rendah dari perkiraan. Ini membuat sahamnya turun 13,99 persen. Norstrom merosot 10,84 persen usai penjualan kuartalan yang sama pada periode sama sebelumnya. Saham Macy's tergelincir 3,04 persen sehingga mendorong penurunan lebih dari 19 persen dalam dua sesi.

Kenaikan penjualan ritel 0,4 persen pada April atau lebih rendah dari bulan sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran terhadap sektor ritel dan ekonomi.

"Angka-angka itu turun lagi. Orang sepertinya tidak mengeluarkan uang meski ada pekerjaan dan pendapatan yang bagus. Ini penting," ujar Stpehen Massocca, Wakil Presiden Direktur Wedbush Securities, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (13/5/2017).

Saham lainnya bebani indeks saham yaitu saham GE melemah 2,08 persen usai Deutsche Bank menurunkan saham dari hold menjadi sell.

Indeks saham Dow Jones pun tergelincir 0,11 persen menjadi 20.896,61.Indeks saham S&P 500 merosot 0,15 persen menjadi 2.390,09. Sedangkan indeks saham Nasdaq menguat 0,09 persen menjadi 2.390.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones merosot 0,5 persen. Indeks saham S&P 500 susut 0,4 persen. Indeks saham Nasdaq naik 0,3 persen.

Dengan laporan kinerja keuangan kuartal I 2017 lebih baik dari yang diharapkan sehingga mendorong prediksi analis terhadap pendapatan perusahaan tumbuh 8,3 persen pada kuartal II 2017. Volume perdagangan saham tercatat 6,1 miliar saham di bursa AS atau wall street. Angka ini rata-rata di bawah rata-rata harapan 6,8 miliar saham.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya