Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat di tengah pelemahan dolar dan penurunan imbal hasil obligasi AS setelah rilis pertemuan Bank Sentral AS (Federal Reserve/the Fed) memberi sinyal kenaikan suku bunga dan pengurangan kepemilikan obligasi senilai US$ 4,5 triliun.
Melansir laman Reuters, Kamis (25/5/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,3 persen, dengan Korea Selatan memimpin kenaikan sebesar 0,4 persen. Adapun indeks Nikkei Jepang turun 0,1 persen.
Risalah dari pertemuan The Fed menyatakan jika pembuat kebijakan sepakat untuk menunda kenaikan suku bunga sampai bisa memastikan jika perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi baru-baru ini hanya bersifat sementara, meskipun kenaikan suku bunga pasti akan terjadi.
Advertisement
Baca Juga
"Pandangan mereka tampaknya telah berubah. Di masa lalu, mereka telah mengatakan perlambatan itu sementara," kata Daisuke Uno, Kepala Strategi Sumitomo Mitsui Bank.
Imbal hasil 10 tahunan treasury AS tercatat turun menjadi 2,252 persen dibandingkan hari Rabu 2,297 persen.
Sebelumnya Wall Street berakhir sedikit menguat dengan indeks S&P 500 mendekati rekor tertingginya, juga terpicu adanya kemungkinan Federal Reserve (The Fed) kembali menaikkan suku bunganya.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 74,51 poin, atau 0,36 persen ke posisi 21.012,42. Sementara indeks S&P 500 menguat 5,97 poin, atau 0,25 persen menjadi 2.404,39 dan Nasdaq Composite bertambah 24,31Â poin atau 0,40 persen ke level 6.163,02 .
Ini merupakan hari kelima berturut-turut indeks S & P 500 mencatatkan penguatan. Bursa sempat volatil mengikuti pertemuan The Fed tetapi kemudian menguat dibandingkan sesi awal.
Â