Teror Bom Jadi Penekan IHSG di Awal Perdagangan

Pergerakan IHSG hari ini akan mendapatkan sentimen negatif dari ketidakpastian politik di luar negeri.

oleh Arthur Gideon diperbarui 06 Jun 2017, 09:16 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2017, 09:16 WIB
Pergerakan IHSG hari ini akan mendapatkan sentimen negatif dari ketidakpastian politik di luar negeri.
Pergerakan IHSG hari ini akan mendapatkan sentimen negatif dari ketidakpastian politik di luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah tipis pada awal perdagangan Selasa pekan ini. Sentimen teror bom di luar negeri akan mempengaruhi gerak IHSG. 

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (6/6/2017), IHSG melemah tipis 4,83 poin atau 0,08 persen ke level 5.743,39. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih tertekan 2,14 poin atau 0,04 persen ke level 5.745,19. Indeks saham LQ45 melemah 0,08 persen ke level 963,54. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak melemah.

Ada sebanyak 67 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 54 saham melemah dan 89 saham lainnya diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.754,29 dan terendah 5.742,39.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 9.691 kali. Volume perdagangan saham sekitar 614,6 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 217,6 miliar. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 6,67 mliar di pasar reguler. Dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke level Rp 13.285.

Secara sektoral, sektor saham saham-sama kuat dan melemah sama kuat. Sektor saham tambang naik 0,39 persen, dan catatkan saham penguatan terbesar. Disusul sektor saham barang konsumsi mendaki 0,27 persen dan sektor saham perdagangan naik 0,24 persen. Sektor saham industri dasar turun 0,49 persen, sektor saham infrastruktur melemah 0,39 persen, dan sektor saham keuangan susut 0,42 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham BATA mendaki 8,97 persen ke level Rp 850 per saham, saham TIRA melonjak 8,62 persen ke level Rp 252 per saham, dan saham BGTG menguat 5,08 persen ke level Rp 124 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MFIN melemah 14,75 persen ke level Rp 1.040 per saham, saham ITMA melemah 3,89 persen ke level Rp 865 per saham, dan saham LRNA tergelincir 3,70 persen ke level Rp 130 per saham.

Analis PT BNI Securities Thennesia Debora menjelaskan, mayoritas indeks global ditutup negatif pada perdagangan kemarin. Pada indeks Amerika Serikat (AS), Dow Jones Industrial Average melemah ke level 21.184. Di zona Eropa, FTSE 100 melemah ke level 7.525.

Di indeks regional Asia, Hangseng melemah ke level 25.862 dan di bursa komoditas, minyak dunia WTI pada pagi hari ini berada di level US$ 47,50 per barel. "Indeks global bergerak melemah seiring adanya teror bom yang terjadi di London pada akhir pekan lalu dan di Melbourne tadi malam," kata dia.

Di bursa domestik, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup menguat ke level 5.748. IHSG menguat tipis di tengah tekanan jual investor asing. Investor asing kembali mencatatkan penjualan bersih senilai Rp 171 miliar dengan penjualan paling banyak di sektor infrastruktur.

"Pergerakan IHSG hari ini akan mendapatkan sentimen negatif dari ketidakpastian politik di luar negeri, meskipun data-data ekonomi di dalam negeri cukup positif. Langkah investor yang cenderung wait and see membuat IHSG hari ini akan bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah," tutur dia. 

Pilihan saham hari ini antara lain ASII, BBRI, dan ADRO dengan rentang indeks antara 5.735 – 5.763.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya