Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua arah hari ini, Jumat (16/6/2017) melanjutkan pelemahan kemarin. IHSG dibuka melemah namun kemudian bergerak ke zona hijau.
Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG tergelincir 6,7 poin atau 0,12 persen ke level 5.770,81. Indeks saham LQ45 melemah 0,20 persen ke level 968,37. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Baca Juga
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.777,30 dan terendah 5.765,44. Ada sebanyak 80 saham menguat dan 28 saham melemah. Sedangkan 94 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.229 kali dengan volume perdagangan 118,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 102,8.
Advertisement
Namun tak lama, IHSG naik 0,20 persen ke level 5.787,90.
Investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 4,42 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 13.293. Namun, secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat yang dipimpin penguatan sektor saham tambang sekitar 0,44 persen. Disusul sektor saham konstruksi 0,42 persen.
Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham TOPS naik 49,68 persen ke level Rp 464 per saham, saham HDFA melonjak 31,49 persen ke level Rp 238 per saham, dan saham HDTX mendaki 24 persen ke level Rp 620 per saham.
Sedangkan saham-saham top losers antara lain saham ASMI turun 5,93 persen ke level Rp 635 per saham, saham LRNA merosot 4,23 persen ke level Rp 136 per saham, dan saham DGIK tergelincir 4,13 persen ke level Rp 116 per saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menguat jelang tutup pekan ini. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG bergerak di support 5.750 kemudian resistance di level 5.800.
Lanjar menjelaskan, pada perdagangan saham kemarin, IHSG susut 16,61 poin ke level 5.776,28. Penyebabnya, data neraca perdagangan kurang baik karena impor yang meningkat drastis. "Sektor aneka industri memimpin pelemahan," kata dia di Jakarta, Jumat (16/6/2017).
Lanjar mengatakan, laju IHSG juga dipengaruhi oleh keputusan Bank Indonesia (BI) menahan 7 days reverse repo rate di angka 4,75 persen. BI menganggap, perbankan Indonesia masih cukup baik menghadapi kenaikan suku bunga The Federal Reserve (The Fed). "Investor asing tercatat net sell sebesar Rp 270,06 miliar," ujar dia.