Ekonomi Membaik, Penerbitan Obligasi Bisa Capai Rp 130 Triliun

Deraskan penerbitan obligasi korporasi seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi nasional.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 07 Jul 2017, 13:20 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2017, 13:20 WIB
obligasi-131001b.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Penerbitan surat utang atau obligasi korporasi tahun ini diperkirakan lebih tinggi dibanding tahun lalu. Diperkirakan, penerbitan obligasi korporasi mencapai Rp 130 triliun.

Direktur Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Wahyu Trenggono mengatakan, derasnya penerbitan obligasi seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi nasional. Itu akan memicu dana asing masuk ke Indonesia.

"Dari sisi emisi, bahwa yang namanya kondisi ekonomi Indonesia cukup bagus, dalam arti kita akan melihat adanya inflow dana asing yang cukup besar. Karena beberapa kondisi seperti kemarin kita mengalami upgrade rating beberapa lembaga rating, ada 2 rating internasional yang memberikan kita outlook positif," kata dia seperti ditulis, di Jakarta, Jumat (7/7/2017).

Adanya kondisi tersebut, lanjut dia, memicu perusahaan untuk menerbitkan obligasi. Dia mengatakan, kupon obligasi akan rendah seiring dengan penurunan suku bunga.

"Akan memberikan keuntungan emiten yang ingin mendapatkan dana melalui penerbitan obligasi korporasi, untuk bisa menekan suku bunga, kupon penerbitannya. Karena demand yang besar akan lebih efisien dalam menentukan suku bunga," jelas dia.

Wahyu menuturkan, jika penerbitan obligasi tahun sebelumnya mencapai kisaran Rp 110 triliun, maka tahun ini diperkirakan Rp 130 triliun. Artinya, pertumbuhannya mencapai 18,18 persen.

"Kita bisa berharap, bahwa angka penerbitan obligasi korporasi dibanding tahun lalu akan lebih tinggi yang dicatat tahun lalu. Kalau tahun lalu angkanya Rp 110 triliun, kita mungkin bisa berharap Rp 130 triliun tercapai," ujar dia.

Menurutnya, penerbitan obligasi tak hanya untuk memenuhi pembiayaan kembali (refinancing) perusahaan. Namun, juga didorong oleh keinginan perusahaan untuk ekspansi.

"Biasanya refinancing. Kalau misalnya kondisi ekonomi sedang bagus seperti ini, biasanya mereka tidak cuma refinancing. Kita lihat saja tahun 2011-2012 kondisi mirip-mirip tahun ini, ekonomi sedang booming. Itu refinancing cuma 30 persen dari total penerbitan obligasi korporasi. Jadi kita bisa berharap tahun ini seperti itu," tukas dia.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya