Dolar AS Menguat, Bursa Asia Ikut Terdongkrak

S&P/ASX 200 Australia juga naik tipis 0,07 persen didorong oleh penguatan saham-saham di sektor energi dan keuangan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 16 Agu 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2017, 08:45 WIB
Nikkei Jepang tertekan tipis 0,03 persen. Kenaikan saham-saham di sektor teknologi diimbangi pelemahan dari sektor industri otomotif.
Nikkei Jepang tertekan tipis 0,03 persen. Kenaikan saham-saham di sektor teknologi diimbangi pelemahan dari sektor industri otomotif.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak menguat pada awal perdagangan Rabu pekan ini. Salah satu pendorong kenaikan bursa Asia adalah penguatan dolar AS.

Mengutip CNBC, Rabu (16/8/2017), Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,67 persen usai libur panjang. S&P/ASX 200 Australia juga naik tipis 0,07 persen didorong oleh penguatan saham-saham di sektor energi dan keuangan.

Namun kebalikannya, indeks Nikkei Jepang tertekan tipis 0,03 persen. Kenaikan saham-saham di sektor teknologi diimbangi pelemahan dari sektor industri otomotif.

Penjualan ritel AS pada Juli naik 0,6 persen, lebih kuat dari konsensus para analis dan ekonom. Semula analis dan ekonom memperkirakan angka pertumbuhan ritel hanya di 0,4 persen saja.

Dengan adanya kenaikan angka tersebut meningkatkan ekspektasi akan rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed). Dampaknya, dolar AS pun ikut terdongkrak sehingga mendorong kenaikan bursa Asia.

Dolar AS naik setelah mengalami tekanan yang cukup dalam selama tiga pekan akibat ketegangan geopolitik antara AS dan Korea Utara. ketegangan tersebut mereda setelah Korea Utara menahan diri untuk meluncurkan rudal.

Kim Jong-un memutuskan untuk menunda menembakkan empat misil ke Guam, teritorial Amerika Serikat di Pasifik. Penundaan rencana itu disampaikan oleh Kim Jong-un saat melakukan inspeksi terhadap angkatan bersenjata Korut pada Senin 14 Agustus kemarin.

Pemimpin Korut itu juga menekankan, ia akan lebih dahulu memperhatikan dengan saksama gerak-gerik pemerintah AS, sebelum memutuskan menyerang Guam.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya