Latihan Militer AS-Korsel Tekan Bursa Asia

Nikkei Jepang turun 0,12 persen, saham di sektor energi naik, tetapi saham-saham di sektor otomotif dan teknologi tertekan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Agu 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2017, 08:45 WIB
Nikkei Jepang turun 0,12 persen, saham di sektor energi naik tetapi saham-saham di sektor otomotif dan teknologi tertekan.
Nikkei Jepang turun 0,12 persen, saham di sektor energi naik tetapi saham-saham di sektor otomotif dan teknologi tertekan.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia tertekan pada pembukaan perdagangan Senin pekan ini. Sentimen yang menjadi penekan bursa Asia adalah latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Amerika Serikat (AS) dengan Korea Selatan (korsel).

Mengutip CNBC, Senin (21/8/2017), indeks Nikkei Jepang turun 0,12 persen di awal perdagangan. Saham-saham di sektor energi naik, tetapi saham-saham di sektor otomotif dan teknologi tertekan.

Indeks saham Kospi Korea Selatan juga tertekan 0,07 persen di awal perdagangan. Tak berbeda, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,60 persen didorong oleh saham-saham di sektor kesehatan.

Guncangan di Gedung Putih semakin besar. Pada Jumat lalu, Kepala Strategi Donald Trump, Steve Bannon hengkang dari Gedung Putih. Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengonfirmasi hal tersebut, namun tak dijelaskan apakah Bannon mengundurkan diri atau dipecat.

Bannon awalnya diberi opsi untuk mundur. Namun belakangan ia dipaksa keluar alias dipecat. Donald Trump dikabarkan beberapa kali menjadikan Bannon sasaran kemarahannya.

Dengan keluarnya Bannon tersebut membuat pasar bertanya-tanya mengenai kejelasan strategi dari Presiden AS Donald Trump, termasuk langkah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan berbagai stimulus.

Sedangkan sentimen dari Asia, pelaku pasar mengawasi latihan militer gabungan antara AS dengan Korsel yang akan berlangsung pada 21-31 Agustus.

Korea Utara memperingatkan bahwa latihan militer bersama yang akan digelar AS dan Korsel merupakan perilaku sembrono yang mendorong situasi ke dalam fase perang nuklir tak terkendali.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya