Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat awal pekan ini. Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7-day reverse repo rate turun menjadi 4,25 persen menjadi katalis positif IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, investasi di Indonesia masih akan menjadi tujuan menarik bagi investor baik dalam dan luar negeri.
Sepanjang September, menurut William, IHSG mampu mencatatkan penguatan yang cukup menarik dibandingkan pembukaan IHSG awal 2017. Hal ini didukung dari kesigapan pemerintah hadapi berbagai gejolak ekonomi yang terjadi selama ini. Selain itu, rilis data ekonomi dengan suku bunga acuan BI yang turun jadi 4,25 persen menjadi sentimen positif untuk IHSG.
Advertisement
Baca Juga
William menuturkan, suku bunga acuan BI yang rendah diharapkan dapat mendorong laju ekonomi terutama di sektor riil. "IHSG akan bergerak di kisaran 5.813-5.945," kata William dalam ulasannya, Senin (25/9/2017).
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan bergerak konsolidasi dengan kecenderungan koreksi jangka pendek. IHSG akan bergerak di kisaran 5.895-5.930.
"Secara teknikal IHSG mencoba tutup di atas level tertinggi dengan mencatatkan level tertinggi 5.928 dan tutup di level resistance," jelas dia.
Pada perdagangan Jumat lalu, IHSG naik terbatas 5,13 poin atau 0,09 persen ke posisi 5.911,71. Sektor saham keuangan mendorong penguatan IHSG terutama saham bank. Hal itu dipicu sentimen suku bunga acuan. Investor asing masih melakukan aksi jual Rp 22,11 miliar.
Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT XL Axiata Tbk (EXCL).
Sedangkan William memilih saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: