Saham Merck Bikin Wall Street Tergelincir

Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 85,45 poin atau 0,36 persen menjadi 23.348,74.

oleh Arthur Gideon diperbarui 31 Okt 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2017, 05:00 WIB
Saham Nike Topang Penguatan Wall Street
Sentimen bervariasi di awal pekan telah mendorong bursa saham Amerika Serikat menguat dengan indeks saham Dow Jones naik 14,57 poin.

Liputan6.com, Jakarta - Wal Street tertekan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penekan utama Wall street adalah penurunan saham Merck. Saat ini pelaku pasar sedang menunggu pembahasan reformasi perpajakan.

Mengutip Reuters, Selasa (31/10/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 85,45 poin atau 0,36 persen menjadi 23.348,74. S&P 500 kehilangan 8,24 poin atau 0,32 persen menjadi 2.572,83. Sedangkan Nasdaq Composite turun 2,30 poin atau 0,03 persen menjadi 6.698,96.

Saham Merck turun 6,1 persen sehingga mendorong indeks acuan utama Wall Street tertekan. Pendorong utama pelemahan saham di sektor kesehatan ini karena belum adanya kemajuan langkah pembuatan obat kanker.

Selain itu, pelemahan wall street juga karena pelaku pasar sedang mencerna dampak dari reformasi perpajakan. Sebagian besar pelaku pasar melihat bahwa reformasi perpajakan bisa mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan sehingga mendorong kenaikan saham.

Oleh karena itu, saat ini pelaku pasar sedang mengambil posisi setelah sebelumnya bursa saham AS telah mencetak rekor.

Pada perdagangan sebelumnya, bursa AS mencetak kenaikan didorong oleh saham-saham di sektor teknologi. Saham di Amazon melonjak lebih dari 13 persen, setelah mengatakan penjualan kuartal ketiga meningkat 34 persen menjadi US$ 43,7 miliar.

Selain itu, saham alfabet melonjak lebih dari 4 persen setelah perusahaan mengatakan pendapatan kuartal ketiga naik 24 persen menjadi US$ 27,8 miliar.

Apple juga lebih tinggi setelah mengatakan penjualan ponsel terbarunya yang kuat. Ini menyusul laporan terbaru bahwa penjualan telah lamban.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya