RI Catatkan Surplus pada November, IHSG Turun 28 Poin

Bursa Asia sebagian besar melemah mendorong Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah pada sesi pertama.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Des 2017, 12:40 WIB
Diterbitkan 15 Des 2017, 12:40 WIB
Pembukaan-Saham
Pekerja mengamati layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada sesi pertama perdagangan saham menjelang akhir pekan ini. IHSG melemah usai berada di level tertinggi sepanjang masa.

Pada penutupan sesi pertama, Jumat (15/12/2017), IHSG turun 28,52 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.085,12. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,72 persen ke posisi 1.025. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Ada sebanyak 171 saham melemah sehingga menekan IHSG. 141 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 99 saham diam di tempat.

Pada jelang akhir pekan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.107,15 dan terendah 6.075,88. Tota frekuensi perdagangan saham 152.210 kali dengan volume perdagangan saham 13,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,8 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.566. Investor asing melakukan aksi jual Rp 408,9 miliar di seluruh pasar.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konstruksi naik 0,33 persen. Sektor saham infrastruktur melemah 1,04 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri merosot 0,78 persen dan sektor saham aneka industri merosot 0,67 persen.

Saham-saham catatkan top gainers pada sesi pertama antara lain saham DWGL naik 20,25 persen ke posisi Rp 380 per saham, saham APLN melonjak 7,92 persen ke posisi Rp 218 per saham, dan saham BCIP menguat 7,69 persen ke posisi Rp 140 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham FINN melemah 4,72 persen ke posisi Rp 121 per saham, saham INKP turun 3,37 persen ke posisi Rp 5.025 per saham, dan saham BRMS merosot 2,9 persen ke posisi Rp 67.

Bursa Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,07 persen, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,13 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 0,55 persen, indeks saham Singapura merosot 0,47 persen, dan indeks saham Taiwan susut 0,69 persen. Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi naik 0,60 persen.

IHSG melemah ini di tengah rilis data ekonomi neraca perdagangan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada November 2017 surplus sebesar US$ 130 juta. Sedangkan secara kumulatif sepanjang Januari-November 2017 mencetak surplus US$ 12,02 miliar.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengungkapkan, ‎nilai ekspor Indonesia pada bulan kesebelas ini tercatat sebesar US$ 15,28 miliar atau naik 0,26 persen dibanding realisasi Oktober 2017.

Dibanding November 2016 yang sebesar US$ 13,50 miliar, nilai ekspor di November 2017 ini naik 13,18‎ persen.

Angka ini lebih tinggi dibanding realisasi impor yang sebesar US$ 15,15 miliar atau naik 6,42 persen dibanding realisasi bulan sebelumnya.

Dibanding realisasi November tahun lalu yang sebesar US$ 12,67 miliar, nilai impor di bulan kesebelas ini mengalami kenaikan signifikan sebesar 19,62 persen.

"Jadi neraca perdagangan di November surplus US$ 130 juta. Surplusnya tipis sekali," ujar Kecuk saat Rilis Neraca Perdagangan November di kantornya, Jakarta, Jumat pekan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Saham Jadi Pilihan pada Akhir Pekan

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat menjelang akhir pekan ini. Rilis suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tetap 4,25 persen dan neraca perdagangan menjadi katalis IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, suku bunga acuan BI tetap di 4,25 persen memberikan sinyal kalau kondisi ekonomi masih cukup stabil. Pelaku pasar juga akan hadapi rilis data ekonomi neraca perdagangan. Sentimen itu bayangi laju IHSG.

"IHSG berpotensi menguat di kisaran 6.001-6.142," ujar William dalam ulasannya, Jumat (15/12/2017).

Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan bergerak cenderung tertahan pada Jumat pekan ini. IHSG akan bergerak di kisaran 6.075-6.125.

"Pergerakan IHSG sangat optimistis secara teknikal sehingga mematahkan level resistance berada di kisaran 6.075," ujar Lanjar.

Pada penutupan perdagangan saham Kamis kemarin, IHSG menguat 59,05 poin ke posisi 6.113,65. Penguatan IHSG itu di tengah bursa saham Asia negatif.

Saham-saham produsen semen dan konstruksi memimpin penguatan IHSG. Saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) naik 7,9 persen, saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) mendaki 6,9 persen, saham PT PP Tbk naik 5,22 persen, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melonjak 4,65 persen dan saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) naik 4,6 persen.

Untuk pilihan saham, Lanjar mengatakan saham-saham yang dapat dicermati pelaku pasar yaitu saham PT AKR Corpindo Tbk (AKRA), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI).

Sedangkan William memilih saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya