Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Koreksi IHSG itu akan terjadi di tengah minimnya sentimen domestik dan investor menanti laporan keuangan.
Analis PT Semesta Indovest Aditya Perdana menuturkan, IHSG akan melemah usai penguatan IHSG selama tujuh hari ini. IHSG akan berada di kisaran support 6.550 dan resistance 6.680 pada perdagangan saham Rabu pekan ini.
"Akan terjadi koreksi sehat di indeks dengan melihat level saat ini. Di tengah minimnya sentimen domestik, dengan investor tetap memperhatikan hasil laporan keuangan pada 2017," ujar Aditya dalam ulasannya, Rabu (24/1/2018).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT Asjaya Indosurya Sekuritas William Suryawijaya mengatakan, IHSG berpeluang menguat. Hal itu ditopang aliran dana investor asing yang masuk ke pasar saham. Selain itu, kondisi harga komoditas yang kuat dan kondisi ekonomi yang stabil topang penguatan IHSG.
"IHSG akan bergerak di kisaran 6.538-6.671," ujar William.
PT Bahana Sekuritas memprediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.625-6.650 pada Rabu pekan ini. "Secara teknikal IHSG kembali ke level tertinggi namun volume rendah," tulis riset PT Bahana Sekuritas.
Untuk pilihan saham, Aditya memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Astra International Tbk (ASII).
Sedangkan William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), BBNI, dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).
Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG naik 2,07 persen ke posisi 6.635. Sektor saham konsumsi memimpin penguatan dengan naik 3,42 persen. Saham PT HM Sampoerna Tbk dan PT Mayora Indah Tbk mencatatkan penguatan di tengah spekulasi investor pada laporan keuangan perusahaan. Investor asing melakukan aksi beli Rp 573,64 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Baru pada Perdagangan Kemarin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak perkasa sepanjang Selasa pekan ini. IHSG bahkan mampu kembali cetak rekor tertinggi.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa 23 Januari 2018, IHSG menguat 134,80 poin atau 2,07 ersen ke posisi 6.635,33. Indeks saham LQ45 menguat 2,76 persen ke posisi 1.132,18. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Ada sebanyak 198 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 157 saham melemah. 118 saham lainnya diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi di 6.635 dan terendah 6.537,07. Level IHSG kembali cetak rekor tertinggi sepanjang masa. Pada penutupan perdagangan saham kemarin, IHSG ditutup ke posisi 6.500.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 403.393 kali dengan volume perdagangan 9,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Investor asing melakukan aksi beli Rp 951,15 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.320.
Secara sektoral, 10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham barang konsumsi naik 3,43 persen dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri dan manufaktur menanjak 2,87 persen dan sektor saham keuangan menguat 2,31 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham HRUM naik 15,93 persen ke posisi Rp 3.130, saham PGAS melonjak 8,91 persen ke posisi Rp 2.690 dan saham BBRI menanjak 7,40 persen ke posisi Rp 3.920 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tergelincir antara lain saham FINN melemah 7,87 persen ke posisi Rp 163, saham IKAI merosot 6,35 persen ke posisi Rp 118, dan saham IIKP susut 3,75 persen ke posisi Rp 308 per saham.
Bursa Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,66 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 1,38 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 1,29 persen, indeks saham Shanghai menguat 1,29 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,48 persen, dan indeks saham Taiwan naik 0,19 persen.
Advertisement