Bursa Asia Melemah Terkena Sentimen Pasar Eropa dan Dolar

Sementara Wall Street ditutup membuat Bursa Asia kekurangan dorongan.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Feb 2018, 09:00 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2018, 09:00 WIB
Bursa Saham Asia
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Jakarta Bursa Asia melemah pada perdagangan hari ini, setelah pasar ekuitas Eropa memecahkan rekor di tengah penguatan dolar usai terpental dari posisi terendah dalam tiga tahun.

Melansir laman Reuters, Selasa (20/2/2018), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun tipis 0,1 persen. Sementara saham Australia turun 0,45 persen. Indeks Nikkei Jepang turun 0,4 persen setelah tiga hari berturut-turut mengalami kenaikan.

Adapun indeks STTOX pan-Eropa turun 0,6 persen setelah tiga hari menggapai kenaikan besar, terseret saham konsumsi.

Sementara Wall Street ditutup untuk liburan, membuat Bursa Asia kekurangan dorongan. Wall Street diharapkan dapat melanjutkan pemulihannya setelah perdagangan kembali dibuka.

Pada pekan lalu, indeks Dow naik 4,5 persen, meningkat lebih dari setengah nilai yang hilang selama penurunan tajam di awal bulan yang mengguncang pasar global.

"Pasar saham Amerika akan menjadi perhatian setelah libur, terutama tentang kemungkinan bisa melanjutkan pemulihan yang bergantung pada kinerja saham di sana," kata Masahiro Ichikawa, Ahli Strategi Senior Sumitomo Mitsui Asset Management di Tokyo.

 

 

Mata Uang dan Komoditas

Rupiah Menguat 12 Poin atas Dolar
Teller menghitung lembaran mata uang dolar AS di penukaran mata uang, Jakarta, Kamis (13/4). Nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,09% atau 12 poin ke Rp13.263 per dolar AS di pasar spot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama sedikit berubah ke posisi 89,239 setelah memperoleh penguatan selama dua sesi. Ini mundur dari level terendah dalam tiga tahun di posisi 88,253.

Sementara nilai tukar Dolar terhadap Yen stabil di posisi 106,640 yen dan US$ 1,2402 terhadap euro.

Harga minyak mentah dunia mencapai tingkat tertinggi dalam hampir dua minggu. Harga terangkat pemulihan ekuitas global dan ketegangan di Timur Tengah, di tengah kekhawatiran kenaikan produksi di Amerika Serikat (AS).

Melansir laman Reuters, Selasa (20/2/2018), harga minyak mentah Brent naik 89 sen menjadi US$ 65,73 per barel, usai naik ke level tertinggi dalam 11 hari di posisi US$ 65,75 per barel pada awal sesi.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Maret naik 82 sen menjadi US$ 62,50 per barel, setelah sebelumnya naik 1,44 persen ke level tertinggi sejak 7 Februari.

Harga emas dunia sedikit melemah dipicu kenaikan Dolar Amerika Serikat (AS) dan pasar saham dunia baru-baru ini di tengah kekhawatiran tentang inflasi.

Harga emas di pasar spot turun 0,11 persen US$ 1,346.31 per ounce. Emas berjangka AS untuk kontrak April tergelincir 0,54 persen menjadi US$ 1,348.90 per ounce.   

Harga emas naik 2,4 persen pekan lalu dan menjadi kenaikan mingguan terbesar dalam lebih dari lima bulan.    

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya