Bursa Asia Merosot Imbas Ketidakpastian di Italia

Investor mencermati pemilihan di Italia dan kekhawatiran perang dagang imbas kebijakan Trump memengaruhi bursa saham Asia.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Mar 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2018, 08:45 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia melemah ke posisi terendah dalam 2,5 minggu. Pemilihan umum di Italia dan kekhawatiran investor terhadap perang dagang memengaruhi pasar keuangan.

Bursa saham Asia tergelincir ditunjukkan dari indeks saham Asia Pasifik di luar Jepang cenderung mendatar, bahkan mendekati level terendah sejak pertengahan Februari 2018. Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,2 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi mendatar. Diikuti indeks saham Australia tergelincir 0,3 persen.

Jajak pendapat di Italia memengaruhi pasar keuangan. Jajak pendapat di Italia tidak menghasilkan pemenang langsung pada Minggu. Jajak pendapat menunjukkan kemungkinan ada hambatan politik terkait pemilihan parlemen.

Pembentukan gerakan bintang lima akan menjadi partai tunggal terbesar, tapi sebuah blok kanan menampilkan partai Forza oleh mantan Perdana Menteri Silvio Berlusconi akan mendapatkan tempat terbanyak.

Euro juga kembali turun ke posisi US$ 1,2320 dari level tertinggi di kisaran US$ 1,2365 di tengah pembicaraan kalau pembentukan gerakan bintang lima dapat membentuk pemerintahan koalisi di Italia.

Adapun sentimen mendukung euro, yaitu kebangkitan koalisi besar Jerman. Ini membuat Kanselir Jerman Angela Merkel akan membentuk pemerintahan baru lebih dari lima bulan sejak pemilihan negara yang tidak meyakinkan tersebut.

"Pasar tetap sangat bergejolak," ujar Stephen Innes, Kepala Perdagangan OANDA, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (5/3/2018).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Selanjutnya

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Yen pun menguat seiring kenaikan harga emas karena sentimen risiko memburuk. Hal ini terjadi usai Presiden AS Donald Trump mengusulkan tarif impor baja dan aluminium. Dolar AS pun jatuh untuk empat sesi berturut-turut di posisi 105,60 per yen, hingga berada di posisi 105,23.

Kebijakan Trump soal pengenaan tarif impor baja dan aluminium juga pengaruhi pasar keuangan. Trump menghadapi ancamannya. Kanada dan Meksiko telah mengancam pembalasan. Uni Eropa menyatakan akan menerapkan tarif 25 persen untuk impor dari AS jika Trump melakukan ancamannya. Trump mengatakan tarif diperlukan untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan tidak sehat dari China dan negara lain.

"Meski indeks saham kembali menguat tetapi indeks utama AS mengalami minggu terburuk sejak awal Februari," ujar Direktur Eksekutif Argonaut, James McGlew.

"Sejumlah ketakutan lain berlarut-larut karena investor kembali menilai prospek pertumbuhan global yang berlanjut, bersiap menghadapi kemungkinan perang dagang lebih luas dan menunggu hasil pemilihan parlemen di Italia," kata dia.

Sementara itu, di pasar komoditas, harga mintah mentah Brent naik 35 sen menjadi US$ 64,74 per barel. Harga minyak mentah AS naik tipis 34 sen menjadi US$ 61,59. Harga emas di pasar spot berada di posisi US$ 1.323,53.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya