Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) membukukan kenaikan pendapatan meski terbatas. Ini mendorong laba bersih perseroan turun tipis pada 2017.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (7/3/2018), PT HM Sampoerna Tbk catatkan laba turun tipis 0,71 persen menjadi Rp 12,67 triliun pada 2017.
Akan tetapi, Perseroan mencatatkan kenaikan penjualan 3,79 persen menjadi Rp 99,09 triliun pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 95,46 triliun. Beban pokok penjualan naik 4,55 persen menjadi Rp 74,87 triliun pada 2017.
Advertisement
Baca Juga
Hal itu mendorong laba kotor naik 1,51 persen menjadi Rp 24,21 triliun.Perseroan mencatatkan kenaikan beban penjualan dari Rp 6,09 triliun pada 2016 menjadi Rp 6,25 triliun pada 2017. Beban umum dan administrsi naik menjadi Rp 1,84 triliun.
Selain itu, perseroan mampu menurunkan beban lain-lain menjadi Rp 73,99 miliar pada 2017. Biaya keuangan naik menjadi Rp 25,53 miliar pada 2017.
Dengan melihat kondisi itu, PT HM Sampoerna Tbk mencatatkan laba per saham dan dilusi turun menjadi Rp 109 pada 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 110.Perseroan mencatatkan kenaikan liabilitas naik menjadi Rp 9,02 triliun pada 31 Desember 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,33 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 34,11 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 7,5 triliun pada 31 Desember 2017.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Sampoerna Pakai Pembangkit Tenaga Surya
Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) memanfaatkan energi baru terbarukan melalui potensi tenaga surya di fasilitas perseroan.
Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis menuturkan, pihaknya berkomitmen mengembangkan bisnis bertanggung jawab dan berkelanjutan. Komitmen ini mencakup pengurangan emisi karbon, pemanfaatan energi alternatif dan efisiensi energi.
Sejak 2016, Sampoerna telah mulai mengembangkan sumber energi ramah lingkungan di fasilitasnya. Salah satu proyek dengan sistem pembangkit listrik tenaga surya di pabrik PT HM Sampoerna Tbk di Karawang, Jawa Barat dan kantor pusat perusahaan di Surabaya, Jawa Timur.Sumber energi ramah lingkungan itu dilengkapi dengan sistem tipe on-grid. Sistem pembangkit listrik tenaga surya on-ground di Karawang dibangun untuk secara langsung memasok listrik ke lini produksi sigaret kretek mesin.
Pembangkit listrik itu berkapasitas 449 KWp. Sistem ini dapat menghasilkan listrik sebesar 609 MWH per tahun. Selain itu, panel surya atap di Surabaya hasilkan listrik yang disalurkan ke kantor dan fasilitas produksi sigaret kretek tangan berkapasitas 63 KWp yang menghasilkan listrik 93 MWH per tahun. Perpaduan kedua sistem ini akan mengurangi emisi karbon Sampoerna sebesar 603.479 kg per tahun.
Proyek ini diresmikan pada April 2017 yang akan disiapkan untuk pasokan jangka panjang hingga lebih dari 20 tahun ke depan.
"Peresmian fasilitas panel surya kami di Karawang dan Surabaya merupakan terobosan untuk pengembangan energi terbarukan di sektor swasta. Inisiatif ini sangat penting dalam mendorong penerapan teknologi berkelanjutan baru dan upaya pendukung untuk mengurangi emisi CO2 yang menghasilkan udara lebih bersih bagi kita dan untuk Indonesia," jelas Trumpaitis, dalam keterangan tertulis, Rabu 12 Juli 2017.Sebelumnya induk usaha PT HM Sampoerna Tbk yaitu, Philip Morris International (PMI) fokus mengatasi perubahan iklim dengan mengurangi emisi terkait bahan bakar fosil yang merupakan salah satu fokus PMI.
Pembangunan sistem pembangkit listrik tenaga surya merupakan salah satu contoh terbaru dari banyak program yang akan dihadirkan. Pada 2015, PMI mampu mencapai 24 persen hingga melampaui target 20 persennya dalam mengurangi emisi terkait bahan bakar fosil dari pengoperasian produksi. PMI memasang target lebih tinggi agar PMI dapat mencapai 30 persen pengurangan jejak karbon di seluruh rantai nilainya pada 2020.
Advertisement