Rupiah Sentuh 13.727 per Dolar AS, IHSG Melemah Tipis

Sektor saham tambang alami penurunan paling besar sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Mar 2018, 09:16 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2018, 09:16 WIB
20151102-IHSG-Masih-Berkutat-di-Zona-Merah-Jakarta
Pengunjung melintas di dekat monitor perkembangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah sebesar 12,76 poin. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan saham Rabu pekan ini. Akan tetapi, IHSG melemah terbatas.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (14/3/2018), IHSG melemah tipis 1,95 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.410,88. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG turun 3,4 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.409. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,21 persen. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX naik 0,16 persen.

Ada sebanyak 65 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sedangkan 69 saham menguat jadi menahan pelemahan IHSG. 93 saham lainnya diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada level tertinggi 6.412,74 dan terendah 6.402,88. Total frekuensi perdagangan saham 10.694 kali dengan volume perdagangan 295,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 238,6 miliar.Aksi jual investor asing capai Rp 22,92 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat cenderung tertekan ke posisi Rp 13.727.

Sebagian besar sektor saham menguat. Sektor saham tambang turun 0,98 persen, dan bebani IHSG. Disusul sektor saham infrastruktur melemah 0,71 persen dan sektor saham pertanian susut 0,49 persen.

Sementara itu, sektor saham perdagangan naik 0,13 persen, dan catatkan penguatan besar. Ditambah sektor saham konstruksi mendaki 0,15 persen.Saham-saham yang menguat antara lain saham RODA naik 13,24 persen ke posisi Rp 308, saham AGRS melonjak 10 persen ke posisi Rp 715 per saham, dan saham TAXI mendaki 7,27 persen ke posisi Rp 59.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham JGLE melemah 6,06 persen ke posisi Rp 62, saham SRAJ turun 5,79 persen ke posisi Rp 228, dan saham IIKP susut lima persen ke posisi Rp 190 per saham.

Bursa Asia pun kompak melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,13 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,60 persen, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,95 persen.Selain itu, indeks saham Shanghai melemah 0,29 persen, indeks saham Singapura susut 0,47 persen, dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,32 persen.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Prediksi Analis

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Pelaku pasar menanti rilis data ekonomi neraca perdagangan pada pekan ini akan pengaruhi laju IHSG.

Analis PT Indosurya Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, IHSG terlihat masih dalam proses menguji level support yang terlihat kuat untuk bertahan. Level ini sebelum dapat kembali melanjutkan kenaikan dan mencatatkan kembali rekor baru.

William menambahkan, bila IHSG terjadi koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan buat akumulasi beli. Ini mengingat IHSG masih berada dalam tren menguat jangka menengah dan panjang.

"IHSG akan bergerak di kisaran 6.389-6.578 pada perdagangan Rabu pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Rabu 14 Maret 2018.Sementara itu, Analis PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menuturkan, IHSG akan bergerak variasi dengan mencoba menguat. IHSG akan bergerak di kisaran 6.375-6.515 pada perdagangan saham Rabu pekan ini.

"Secara teknikal, IHSG seakan berbalik arah moving average 50 harian sebagai resistance terdekat. Dengan indikasi kembali bergerak konsolidasi mencoba menguat usai alami pelemahan signifikan dan mendekati area jenuh jual," jelas dia.

Dalam laporan PT Ashmore Assets Management Indonesia menyebutkan kalau investor fokus rilis neraca perdagangan pada pekan ini. Diperkirakan terjadi defisit neraca perdagangan mencapai US$ 670 juta. Rilis neraca perdagangan ini mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Kami masih melihat ada kejutan mengingat harga batu bara dan nikel naik dalam enam bulan terakhir," tulis Ashmore.

Selain itu, rupiah pun diperkirakan di kisaran 13.700-13.800 per dolar AS. Hal ini didorong aliran dana investor asing yang masuk ke Indonesia dengan pembelian obligasi. Sepanjang Maret ini, investor asing memang melakukan aksi jual dengan rata-rata imbal hasil 6,6-6,7 persen.

Ashmore menyebutkan kalau S&P akan mempertahankan prospek stabil untuk Indonesia. Ini berarti tidak ada perubahan peringkat dalam 12-18 bulan berikutnya. Namun S&P tidak melihat kenaikan subsidi sebagai masalah besar bagi mereka. Ini lantaran kebijakan pada tahun politik.

Pada penutupan perdagangan saham Selasa 13 Maret 2018, IHSG koreksi 87,74 poin atau 1,35 persen ke posisi 6.412,85 dengan sektor saham konsumsi dan infrastruktur memimpin pelemahan IHSG.

Lanjar menuturkan, pandangan mematahkan dari S&P yang tidak berekspektasi untuk menaikkan dan menurunkan peringkat utang Indonesia hingga tahun depan menjadi kekhawatiran investor di tengah optimisme yang terjadi sejak awal tahun hingga kekhawatiran mengenai aliran dana investor asing yang keluar. Ini dapat membuat pelemahan rupiah menjadi faktor utama penekan IHSG.

Untuk pilihan saham yang dapat dicermati investor, Lanjar memilih saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Sementara itu, William memilih saham PT AKR Corpindo Tbk (AKRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya