10 Sektor Saham Tergelincir, IHSG Turun 15,94 Poin

Investor asing kembali melakukan aksi jual dan bursa saham Asia kompak tertekan menjadi sentimen negatif untuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Mar 2018, 09:17 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2018, 09:17 WIB
IHSG
Pekerja mengecek layar indeks saham gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/4). Pada pemukaan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini naik tipis 0,09% atau 4,88 poin ke level 5.611,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali lanjutkan pelemahan. Pergerakan IHSG ini mengikuti bursa global yang  merosot.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (15/3/2018). IHSG melemah 15,94 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.366,93. Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG susut26,39 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.355.Indeks saham LQ45 tergelincir 0,85 persen ke posisi 1.041. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.

Ada sebanyak 96 saham  melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 94 saham diam di tempat dan 57 saham menguat. Pada Kamis pekan  ini, IHSG sempat berada di level  tertinggi 6.372,09 dan terendah 6.335,98.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 13.073 kali dengan volume perdagangan saham 331,9 juta saham.. Nilai transaksi harian saham Rp 347,1 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 43,79 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat menguat  ke posisi Rp 13.746.

10 sektor saham tertekan. Sektor saham  infrastruktur tergelincir 1,06 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham  tambang merosot 0,87 persen dan sektor saham keuangan tergelincir 0,85 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham KMTR naik 5,43 persen  ke posisi Rp 680 per saham, saham TAXI melonjak 5,41 persen ke posisi Rp 78, dan  saham LPPF menanjak 2,9 persen  ke posisi  Rp 11.525 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham FINN turun 8,24 persen ke posisi Rp 167, saham LEAD merosot 3,17 persen ke posisi Rp 183, dan  saham  MEDC turun 2,23 persen  ke posisi Rp 3.670 per saham.

Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,69 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,37 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,82 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,12 persen. Selain itu, indeks saham Singapura tergelincir 0,67 persen dan  indeks saham Taiwan  turun  0,10 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Prediksi Analis

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

 

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih konsolidasi pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Hal ini ditopang oleh rilis data ekonomi Indonesia positif.

"IHSG masih betah bergerak dalam rentang konsolidasi wajar dengan support level teruji kuat dapat dipertahankan, ditambah dengan beberapa data kinerja emiten yang cukup baik sehingga dapat mendorong kembali kenaikan IHSG," jelas Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya, dalam ulasannya, Kamis (14/3/2018).

Ia memperkirakan IHSG akan berada di kisaran 6.345 hingga 6.578. Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji, menyebutkan IHSG mengindikasikan adanya potensi koreksi dengan IHSG berada di area support pada level 6.360 - 6.337.

Sementara itu, Analis PT Recapital Asset Management, Kiswoyo Adi, menuturkan bahwa IHSG akan berada pada area support di 6.400 dan juga resisten pada level 6.600.

William memilih beberapa saham yang dapat diperhatikan oleh pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), dan juga PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).

Sedangkan Nafan Aji memilih saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan juga PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Kiswoyo memilih sama PT Astra International Tbk (ASII), Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Unilever Tbk (UNVR).

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya