Potensi Perang Dagang AS-China Mereda, Bursa Asia Menguat

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat mendorong bursa Asia ke zona hijau.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Apr 2018, 08:46 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2018, 08:46 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia menguat dari posisi terendah dalam dua bulan pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

Hal itu didorong dari penguatan bursa saham global terutama wall street. Investor mengharapkan potensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dapat dihindari.

AS menyatakan kesediaan untuk berunding usai usulan pengenaan tarif hingga USD 50 miliar untuk barang China. Langkah AS tersebut mendapat balasan dari China yang akan kenakan tarif impor barang AS.

Pada perdagangan saham Kamis (5/4/2018), mengutip Reuters, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Indeks saham Jepang Nikkei menguat 1.2 persen.

Penguatan bursa saham Asia juga ditopang wall street yang positif. Indeks saham Nasdaq menguat 1,45 persen dan indeks saham S&P menanjak 1,16 persen.

“Saya pikir aksi proteksionisme dan dampak nyata akan jauh lebih sedikit dari berita utama. Perdagangan lintas batas dengan China telah tumbug signifikan selama dekade terakhir. Ketergantungan ekonomi sangat dalam. Kedua negara (AS-China) memiliki banyak kerugian bila meningkatkan perang dagang,” ujar CEO Jennison Associates, Jeffrey Becker.

Banyak investor memandang rencana pengenaan tarif baru terhadap barang China hanya bagian strategi negosiasi, dan bukan kebijakan final.

Penasihat Ekonomi AS Larry Kudlow menuturkan, kalau negosiasi pengenaan tarif dapat  jadi bagian dari proses. Pengumuman tarif barang dari masing-masing negara dinilai baru proposal pembukaan.

 

 

Selanjutnya

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Oleh karena itu, kemungkinan perang dagang tidak terjadi dalam waktu dekat. Masing-masing negara akan melakukan manuver. Sebelumnya AS mengusulkan tarif hingga 25 persen untuk 1.300 teknologi industri, transportasi dan produk medis dari China.

Sejumlah pihak berpendapat kalau ekonomi global berjalan begitu kuat dapat atasi dampak dari tarif yang diusulkan. Sedangkan pihak lain juga peringatkan ketidakpastian yang disebabkan kekhawatiran perang dagang dapat membuat banyak perusahaan tetap menjaga belanja modal dalam waktu dekat.

Kekhawatiran perang dagang pun mempengaruhi sejumlah aset. Harga kedelai AS dan jagung masing-masing turun 2,2 persen dan 1,9 persen.Harga minyak juga kembali bangkit. Harga minyak AS naik 0,5 persen ke posisi USD 63,71 per barel. Di pasar uang, mata uang AS berada di kisaran 106,76 per yen. Euro diperdagangkan di kisaran USD 1,2286.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya