Usai Pengumuman Trump soal Iran, Bursa Asia Dibuka Bervariasi

Indeks keuangan dan teknologi menjadi pemberat utama gerak indeks saham acuan di Jepang.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Mei 2018, 08:45 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2018, 08:45 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Asia bergerak bervariasi pada pembukaan perdagangan Rabu pekan ini, usai pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa AS akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.

Mengutip CNBC, Rabu (9/5/2018), indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,38 persen. Indeks keuangan dan teknologi menjadi pemberat utama gerak indeks saham acuan di Jepang tersebut. Namun, sektor migas dan tambang mampu menahan pelemahan ke level yang lebih dalam.

Di Korea Selatan, indeks acuan Kospi bergerak mendatar. Sedangkan di Australia, indeks S&P/ASX 200 tertekan 0,22 persen karena pelemahan sektor keuangan.

Sama seperti di Jepang, sektor migas di bursa saham Australia mampu menguat karena kenaikan harga minyak memicu prospek positif saham-saham migas.

Pada Selasa kemarin Presiden AS Donald Trump menepati janji pada saat masa kampanye untuk menarik diri dari perjanjian Iran yang dibuat pada 2015 lalu. Amerika Serikat (AS) tetap memberikan sanksi kepada Iran.

Dalam perjanjian tersebut, sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh AS dan negara Eropa, seperti Jerman dan Prancis, akan secara bertahap dikurangi jika Iran membatasi pengembangan nuklir.

Iran menyatakan akan tetap berkomitmen pada perjanjian tersebut dan terus melakukan negosiasi dengan pihak-pihak lainnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Memorandum

Gaya Donald Trump Saat Tanam Pohon Pemberian Presiden Prancis
Presiden AS Donald Trump berbicara sambil memegang sekop saat upacara penanaman pohon pemberian Presiden Prancis Emmanuel Macron di South Lawn Gedung Putih, Washington (23/4). (AFP Photo / Jim Watson)

Untuk diketahui, pada Selasa, 8 Mei 2018, Donald Trump menandatangani memorandum presiden yang menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir Iran atau yang dikenali pula dengan sebutan Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA). Tidak hanya itu, Donald Trump juga akan memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran.

Presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut mengklaim bahwa kesepakatan nuklir Iran yang dianggapnya "cacat", tidak menghentikan Teheran mengembangkan bom nuklir.

Iran dituding gagal berlaku jujur tentang ambisi nuklirnya, mendukung kelompok teroris, dan bertindak dengan cara yang semakin bermusuhan di Timur Tengah.

"Jelas bagi saya bahwa kita tidak bisa mencegah bom nuklir Iran di bawah struktur perjanjian saat ini yang rusak dan membusuk," ujar Donald Trump seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (9/5/2018).

"Pada intinya, kesepakatan Iran cacat. Jika kita tidak melakukan apa-apa, kita tahu pasti apa yang akan terjadi. Hanya dalam waktu singkat, negara pemimpin sponsor teror dunia akan berada di titik puncak untuk memperoleh senjata paling berbahaya di muka Bumi."

"Oleh karena itu, saya umumkan hari ini bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran."

Donald Trump menambahkan, "Setiap negara yang membantu Iran dalam mewujudkan senjata nuklir dapat dikenakan sanksi keras oleh Amerika Serikat".

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya