Rilis Data Ekonomi Bayangi IHSG, Awasi Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan dipengaruhi sejumlah faktor mulai neraca perdagangan, suku bunga acuan Bank Indonesia dan rupiah.

oleh Bawono Yadika diperbarui 15 Mei 2018, 07:15 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 07:15 WIB
20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Dua pekerja memantau pergerakan saham di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11). Laju IHSG melemah 2,6 persen atau sekitar 137,71 poin ke level 5.094,25 pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Senin (14/11/2016). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Rilis data ekonomi akan topang laju IHSG.

Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyatakan IHSG berpeluang menguat. Pergerakan IHSG akan dibayangi rilis data suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI 7 day repo rate. Diperkirakan 7 day repo rate tetap 4,25 persen.Selain itu, harga komoditas dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Sepertinya belum akan ada perubahan. Semua yang ditentukan Bank Indonesia pastinya dari kajian mendalam dan perhitungan," ujar William, Selasa (15/5/2018).

William menilai, suku bunga acuan BI bisa dipertahankan karena kondisi ekonomi cukup stabil. Sedangkan mengubah suku bunga acuan perlu kajian mendalam. "The Federal Reserve saja mau mengubah suku bunga acuan pertama (omongan pertama) juga butuh setahun untuk ubah," kata dia.

William menambahkan, pada pekan ini, pelaku pasar juga akan cermati rilis data pertumbuhan kredit, neraca perdagangan dan penjualan mobil serta motor. William prediksi, IHSG bergerak di kisaran 5.791-6.062. "Pola gerak IHSG sedang berusaha tembus level resistance," kata dia.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menuturkan, pelaku pasar menanti data neraca perdagangan per April yang diproyeksikan surplus dari USD 1,09 miliar menjadi USD 1,1 miliar. Bila neraca perdagangan April mampu di atas harapan akan menjadi katalis positif IHSG.

Penetapan BI 7 day repo rate juga dinantikan pelaku pasar. Ia menilai, jika IHSG dan rupiah tidak alami penurunan signifikan pada Mei maka BI 7 day repo rate tidak perlu dinaikkan.

Apalagi menurut Nafan, inflasi domestik masih cenderung stabil. Di sisi lain, the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) juga tidak menaikkan suku bunga acuan pada Mei 2018.

Nafan menambahkan, IHSG berpeluang menguat pada Selasa pekan ini. IHSG akan bergerak di kisaran 5.822-6.009.

Hal senada dikatakan Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi. IHSG berpeluang menguat. Namun kenaikan IHSG masih terbatas. "IHSG diperkirakan akan bergerak menguat tertahan dengan rentang pergerakan 5.894 - 6.000," kata dia.

 

 

 

Rekomendasi saham

20161125- Sesi Siang IHSG Naik 5 Persen-JAkarta-Angga Yuniar
Karyawan melihat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek, Jakarta, Jumat (25/11). Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada sesi I siang Jumat (25/11) naik 5,3 (0,10 persen) ke level 5.112,9. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk saham, William memilih saham untuk dicermati pelaku pasar antara lain PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA).

Sedangkan Lanjar Nafi memilih saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), serta PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI).

Nafan Aji merekomendasikan saham, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan juga PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya