Saham Holcim Indonesia Terus Menguat, Ada Apa?

Isu pelepasan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) oleh pemegang sahamnya terus melambungkan penguatan harga saham SMCB.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Okt 2018, 13:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 13:30 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Isu pelepasan saham PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) oleh pemegang sahamnya terus melambungkan penguatan harga saham SMCB. Dikabarkan PT Semen Indonesia Tbk menjadi salah satu pihak yang berminat untuk beli saham SMCB.

Berdasarkan data RTI, pada perdagangan Rabu 24 Oktober 2018, saham PT Holcim Indonesia Tbk naik 9,32 persen ke posisi Rp 1.760 per saham. Nilai transaksi Rp 291,7 miliar dengan total frekuensi perdagangan saham 12.378 kali.

Sepanjang tahun berjalan 2018, saham SMCB melonjak 110,78 persen ke posisi Rp 1.760 per saham. Saham SMCB sempat berada di level tertinggi 1.950 dan terendah 500 per saham. Total nilai transaksi Rp 1,5 triliun. Total frekuensi perdagangan 116.994 kali.

Pada perdagangan saham Kamis (25/10/2018) pekan ini, saham SMCB sempat dibuka menguat lima poin ke posisi 1.765 per saham. Hal itu terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi tajam. Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG merosot 79,46 poin ke posisi 5.629.

Saham SMCB pun berbalik arah ke zona merah dengan turun 10 poin ke posisi 1.750 per saham pada pukul 11.19 waktu JATS.

Berdasarkan data pemegang saham Holcim Indonesia per 30 September 2018 antara lain Holderfin B.V Netherlands sebesar 80,64 persen, pemodal asing 15,60 persen, masyarakat Indonesia sebesar 3,76 persen.

Sementara itu, saham PT Semen Indonesia Tbk cenderung stagnan pada perdagangan saham Rabu 24 Oktober 2018 di posisi Rp 9.100 per saham. Nilai transaksi Rp 88,3 miliar dengan total frekuensi perdagangan 2.031 kali.

Sepanjang tahun berjalan 2018, saham SMGR melemah 8,08 persen ke posisi Rp 9.100 per saham. Pada tahun berjalan 2018, saham SMGR sempat berada di level tertinggi 11.775 dan terendah 6.500. Nilai transaksi Rp 14,5 triliun dengan total frekuensi perdagangan 532.995 kali.

Pada perdagangan Kamis pekan ini, saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun 2,47 persen ke posisi Rp 8.875 per saham. Saham SMGR sempat berada di level tertinggi Rp 9.000 dan terendah Rp 8.875 per saham. Total frekuensi perdagangan 994 kali dengan nilai transaksi Rp 15,6 miliar.

 

 


Analis Ingatkan Investor untuk Melihat Konfirmasi Transaksi Akuisisi

20161114-Perdagangan-Saham-Jakarta-AY
Pergerakan saham terlihat di sebuah monitor, Jakarta, Senin (14/11).Tekanan IHSG tersebut juga didorong saham-saham berkapitalisasi besar yang merosot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saat dikonfirmasi mengenai kabar PT Semen Indonesia Tbk berminat untuk beli saham PT Holcim Indonesia Tbk, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto belum dapat memberikan keterangan hal tersebut.

Analis PT Reliance Sekuritas, Kornelis Wicaksono, menuturkan saham PT Holcim Tbk menguat lebih didorong isu akuisisi oleh PT Semen Indonesia Tbk. Hal itu mengingat dari sisi kinerja, PT Holcim Indonesia Tbk tidak memiliki catatan signifikan.

"Penguatan saham Holcim didorong  oleh isu akuisisi oleh Semen Indonesia. Karena kalau dilihat dari sisi kinerja, SMCB tidak ada catatan khusus. Malah hingga kuartal kedua tercatat masih rugi," ujar Kornelis saat dihubungi Liputan6.com.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Holcim Indonesia Tbk membukukan rugi Rp 556,32 miliar hingga semester I 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 456,77 miliar.

Pendapatan perseroan naik 3,8 persen dari Rp 4,28 triliun pada semester I 2017 menjadi Rp 4,45 triliun pada semester I 2018.

Ia menuturkan, rencana akuisisi PT Holcim Indonesia Tbk oleh PT Semen Indonesia Tbk berpeluang menambah pangsa pasar PT Semen Indonesia secara signifikan.

"Pada kuartal III tercatat market share Semen Holcim sebesar 15 perse dibandingkan Semen Indonesia sebesar 40 persen. Jika akuisisi ini terjadi, pangsa Semen Indoensia akan tidak tergoyahkan. Sebagian perbandingan pangsa pasar terbesar kedua saat ini dipegang oleh Indocement di angka 25 persen," tutur dia.

Ia menilai, PT Holcim Indonesia Tbk masih memiliki sisa kapasitas besar. Hal ini terlihat dari utilisasi PT Holcim Indonesia Tbk sekitar 80 persen berbanding tingkat utilitas PT Semen Indonesia Tbk yang sekitar 95 persen. “Dengan demikian, jika akuisisi berhasil, maka PT Semen Indonesia Tbk tidak perlu lagi membangun pabrik baru untuk memperbesar produksi,” kata dia.

Kornelius mengingatkan agar investor mencermati fundamental kinerja PT Holcim Indonesia Tbk. Ia menilai, sejak 2016, PT Holcim Indonesia Tbk mencatat laba bersih negatif. Oleh karena itu, PT Semen Indonesia Tbk harusnya mengeluarkan dana lebih murah jika ingin akuisisi PT Holcim Indonesia Tbk karena kinerja yang kurang prima.

Untuk rekomendasi, Kornelius menilai saham PT Semen Indonesia Tbk bisa diperhatikan kalau akuisisi itu benar-benar terjadi. "Namun investor hendaknya menunggu hingga ada konfirmasi dari pihak PT Holcim Indonesia Tbk dan PT Semen Indonesia Tbk mengenai detil transaksi itu," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya