Liputan6.com, Jakarta Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menurun pada perdagangan saham Jumat (7/12/2018) ini. Laju IHSG berpotensi terkoreksi dengan diperdagangkan dalam kisaran 5.955-6.226.
Fund Manager Valbury Sekuritas Suryo Narpati mengatakan, secara perspektif teknikal, IHSG memang menunjukkan indikasi untuk terkoreksi pada perdagangan indeks. Sedangkan dari sisi sentimen, untuk domestik masih bersifat terbatas.
Advertisement
Baca Juga
"Bauran untuk sentimen ini akan menyulitkan IHSG untuk melaju ke zona hijau pada hari ini," ucapnya di Jakarta.
Di sisi lain, untuk sentimen eksternal, perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China masih membawa ketidakpastian untuk bursa global.
"Kendati AS-China melakukan gencatan tarif selama 90 hari, namun presiden AS Donald Trump kembali memperingatkan akan mengenakan tarif pada mayoritas barang China jika kedua pihak tidak dapat menyelesaikan perdebatan," ujarnya.
Menurut Suryo, sikap Trump itu pada akhirnya membuat pelaku pasar kembali berpikir ulang, terhadap AS-Cina apakah benar-benar dapat mencapai kesepakatan dagang.
Sementara itu, Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan, penangkapan Chief Financial Office (CFO) perusahaan teknologi asal China Huawei, Meng Wanzhou dengan tuduhan pelanggaran sanksi AS terhadap Iran mengganggu gencatan senjata antara AS-China.
Kedutaan China di Kanada pun akhirnya mengecam AS agar segera membebaskan pebisnis di perusahaan raksasa telekomunikasi Huawei tersebut.
Melihat kondusifitas yang terganggu antar kedua belah pihak, Lanjar memperkirakan IHSG bakal tergelincir ke zona merah pada rentang support dan resistance di 6.030-6.130.
Adapun untuk saham rekomendasi laik beli hari ini menurut Lanjar antara lain ialah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM).
Kemudian Suryo menganjurkan saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), serta PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Penutupan Kemarin
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Sepi sentimen positif di pasar saham mempengaruhi laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (6/12/2018), IHSG merosot 17,62 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.115,49. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,25 persen ke posisi 976,97. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 259 saham melemah sehingga menekan IHSG. 149 saham menguat dan 130 saham diam di tempat. Pada Kamis pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.131,63 dan terendah 6.086,13.
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 438.404 kali dengan volume perdagangan 9,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,4 triliun. Investor asing jual saham Rp 436,67 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.524.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,41 persen, sektor saham industri dasar mendaki 0,25 persen dan sektor saham tambang naik 0,04 persen.
Sementara itu, sektor saham aneka industri turun 2,39 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham pertanian susut 1,33 persen dan sektor saham konstruksi melemah 1,3 persen.
Saham-saham yang mencatatkan top gainers antara lain saham SQMI naik 24,75 persen ke posisi Rp 630 per saham, saham ASJT mendaki 24,67 persen ke posisi Rp 374 per saham, dan saham KONI melonjak 24,64 persen ke posisi Rp 344 per saham.
Selain itu, saham NUSA melemah 24,73 persen ke posisi Rp 280 per saham, saham OCAP turun 24,19 persen ke posisi Rp 326 per saham, dan saham TFCO tergelincir 19,86 persen ke posisi Rp 565 per saham.
Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng koreksi 2,47 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,55 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 1,91 persen.
Selain itu, indeks saham Thailand melemah 1,03 persen, indeks saham Shanghai terpangkas 1,68 persen, indeks saham Singapura merosot 1,28 persen dan indeks saham Taiwan susut 2,34 persen/
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, IHSG melemah didorong minimnya sentimen positif dari domestik. Selain itu, para pelaku pasar global masih wait and see dan menantikan langkah konkrit dari AS dan China untuk akhiri kisruh perdagangan bebas di antara kedua negara itu.
"Sepertinya proses Brexit agak terganggu lantaran proposal May (PM Inggris Theresa May-red) masih ditolak oleh parlemen Inggris,” lanjut dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, pelaku pasar global juga masih wait and see serta menantikan hasil kesepakatan OPEC di Wina, Austria dalam rangka menstabilkan harga minyak dunia dengan pangkas produksi minyak.
Advertisement