Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatatkan kinerja yang baik sepanjang 2018. Salah satunya ditunjukkan dengan keberhasilan percepatan penyelesaian transaksi (settlement) dari T+3 menjadi T+2.
"Terakhir seingat saya, transaksi di BEI itu yang tadinya T+3 berhasil diturunkan menjadi T+2. Itu sebenarnya adalah langkah yang mendahului bahkan banyak negara-negara di dunia," ucapnya di Gedung BEI, Rabu (02/01/2018).
Advertisement
Baca Juga
Darmin menambahkan, tantangan ke depan yang harus selalu diperbaiki BEI ialah integritas. Terutama integritas dalam membawa efisiensi pada transaksi saham di pasar modal.
"Tantangan ke depan yang harus kita jawab sistematik dan berkesinambungan. Pentingnya tegakkan integritas pasar modal untuk melahirkan efisiensi dan turunkan risiko di pasar modal. Biasanya awal tahun kasus makin banyak, dispute juga makin banyak, dan itu akan diuji apakah pasar modal kita integritasnya baik," ujarnya.
Darmin berharap, pada tahun ini, BEI semakin gencar mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya investasi di pasar modal Indonesia.
"Karena pasar modal itu bukan hanya pelengkap tapi benar-benar satu pilihan dalam membiayai usaha disamping pembiayaan seperti perbankan dan sebagainya," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Naik Terbatas pada Perdagangan Saham Perdana 2019
Memulai perdagangan perdana pada 2019, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan terbatas.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (2/1/2019), IHSG naik 3,37 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.197. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 6,6 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.201. Indeks saham LQ45 menguat 0,36 persen ke posisi 986,30. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Sebanyak 99 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. 73 saham melemah dan 142 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.205,89 dan terendah 6.197,87.
BACA JUGA
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 8.867 kali dengan volume perdagangan 574,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 245,3 miliar. Investor asing jual saham Rp 3,92 miliar. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap rupiah di posisi 14.380.
Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham industri dasar turun 0,07 persen. Sedangkan sektor tambang menguat 0,09 persen dan sektor saham barang konsumsi menguat 0,08 persen.
Mengawali perdagangan 2019, sejumlah saham yang catatkan top gainers antara lain saham INTD mendaki 25 persen ke posisi Rp 300 per saham, saham PEHA melonjak 24,91 persen ke posisi Rp 3.510 per saham, dan saham CANI menanjak 10,61 persen ke posisi Rp 292 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BTEK merosot 17,33 persen ke posisi Rp 124 per saham, saham IPCM tergelincir 14,29 persen ke posisi Rp 420 per saham, dan saham IIKP susut 12,50 persen ke posisi Rp 120 per saham.
Bursa saham Asia pun sebagian melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 2,22 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,57 persen, indeks saham Shanghai 0,97 persen, indeks saham Singapura susut 0,73 persen dan indeks saham Taiwan tergelincir 0,81 persen.
Advertisement