Liputan6.com, Jakarta - PT Hero Supermarket Tbk menutup 26 gerai sehingga berimbas terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK) 532 karyawan dinilai bukan hal mengejutkan. Hal itu lantaran sektor ritel terutama supermarket hadapi persaingan ketat.
Analis PT Artha Sekuritas, Frederik Rasali menuturkan, PT Hero Supermarket Tbk menutup gerai sebagai langkah strategis dalam rangka efisiensi. Ia menilai, kinerja perseroan tidak alami banyak pertumbuhan dalam beberapa tahun.
Dengan menutup gerai dapat kurangi biaya sehingga atasi pengeluaran dan dapat bertahan di tengah persaingan.
Advertisement
Baca Juga
"Karena kinerjanya selama beberapa tahun tidak mengalami banyak pertumbuhan sehingga fix cost harus dipangkas," ujar Frederik saat dihubungi Liputan6.com, lewat pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Senin (14/1/2019).
Dalam laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan laba tahun berjalan naik menjadi Rp 86,18 miliar hingga 30 September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 70,40 miliar.
Sedangkan pendapatan perseroan turun tipis dari Rp 9,96 triliun hingga 30 September 2017 menjadi Rp 9,84 triliun hingga 30 September 2018.
Kuartal III 2017, pendapatan perseroan turun 5 persen menjadi Rp 9,96 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 10,47 triliun. Laba bersih perseroan naik menjadi Rp 70 miliar selama sembilan bulan pertama 2017 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 45 miliar.
Ia menuturkan, Hero Supermarket juga hadapi tantangan dengan kehadiran minimarket yang lebih dekat wilayah perumahan. Hal itu membuat konsumen untuk beli produk di minimarket. Sedangkan penjualan produk konsumen dengan konsep megastore, ia menilai lebih diminati skala grosir dari pada eceran.
Agar dapat bertahan, Frederik menilai Hero Supermarket dan ritel lainnya harus memiliki produk yang unik dan tidak tersedia di mana pun kecuali di gerai-gerai dengan merek tersebut.
"Persaingannya cukup ketat. Positioning produknya harus tepat juga," tutur dia.
Sementara itu, Institutional Equity Sales and Dealing PT Danareksa Sekuritas, Adeline Solaiman menuturkan, Hero Supermarket menutup gerainya bukan hal mengejutkan. Ini lantaran sektor ritel terutama supermarket merupakan bisnis berat dan hadapi kompetisi ketat dalam beberapa tahun ini.
"PHK bukan kejadian surprise. Tough competition antara minimarket, independent ritel dan pasar tradisional. Kalau beli sekarang pilih lebih dekat kayak alfamart dan indomaret," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Dengan persaingan ketat tersebut menekan pendapatan perseroan. Oleh karena itu, menurut Adeline, PT Hero Supermarket Tbk melakukan efisiensi lewat gaji karyawan dan rental. "Jadi mereka cut pegawai dan tutup toko yang tidak efektif," tutur dia.
Adeline menilai, bisnis supermarket masih hadapi tantangan ke depan. Hal itu termasuk e-commerce atau transaksi belanja lewat online. "Kalau online ini baru baju. Tapi tekanan berlanjut (persaingan supermarket-online-red) pada 2019," kata dia.
Intip Kinerja Keuangan Hero Supermarket Kuartal III 2018
Seperti diketahui, dalam laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan laba tahun berjalan naik menjadi Rp 86,18 miliar hingga 30 September 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 70,40 miliar.
Sedangkan pendapatan perseroan turun tipis dari Rp 9,96 triliun hingga 30 September 2017 menjadi Rp 9,84 triliun hingga 30 September 2018.
PT Hero Supermarket Tbk bukukan beban pokok pendapatan turun menjadi Rp 7,10 triliun hingga 30 September 2018 dari posisi 30 September 2017 sebesar Rp 7,32 triliun.
Laba kotor perseroan naik 4,01 persen menjadi Rp 2,74 triliun hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,63 triliun.
Beban usaha perseroan naik 4,39 persen menjadi Rp 2,85 triliun hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,73 triliun.
Penghasilan keuangan perseroan melonjak 97,88 persen menjadi Rp 4,03 triliun hingga kuartal III 2018. Laba bersih per saham naik menjadi Rp 21 hingga kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 17.
Total liabilitas PT Hero Supermarket Tbk naik menjadi Rp 2,55 triliun pada 30 September 2018 dari periode 31 Desember 2017 sebesar Rp 2,16 triliun. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 5,28 triliun pada 30 September 2018. Perseroan kantongi kas Rp 185,54 miliar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement