Rupiah Sentuh 14.029 per Dolar AS, IHSG Merosot 15,26 Poin

Sebanyak 178 saham menguat namun tak mampu mengangkat IHSG.

oleh Nurmayanti diperbarui 27 Feb 2019, 16:14 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2019, 16:14 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada penutupan perdagangan saham hari ini. 

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (27/2/2019), IHSG merosot 15,26 poin atau 0,23 persen ke posisi 6.525,68. Indeks saham LQ45 juga melemah 0,31 persen ke posisi 1.021,77. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 178 saham menguat namun tak mampu mengangkat IHSG. Sebanyak 235 saham melemah dan 135 saham diam di tempat. Adapun, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.539,2 dan terendah 6.494,8.

Total frekuensi perdagangan saham 451.610 kali dengan volume perdagangan saham 13 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Investor asing beli saham Rp 201,4 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.029.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konstruksi yang menguat 0,89 persen.

Sementara yang merosot antara lain, sektor saham perkebunan sebesar 1,34 persen, dan mencatatkan pelemahan terbesar. Selain itu, sektor saham perdagangan susut 0,59 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 0,41 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham BCAD naik 32,90 persen ke posisi 206 per saham, saham TNCA menguat 25 persen ke posisi 360 per saham, dan saham WTON mendaki 15,88  persen ke posisi 540 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham KOIN turun 16 persen ke posisi 252 per saham, saham KICI merosot 16persen ke posisi 252 per saham.

Pembukaan Perdagangan

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan di Jakarta. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertahan di zona hijau. Pada awal sesi perdagangan, IHSG melemah terbatas di tengah aksi beli investor asing.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Rabu (27/2/2019), IHSG melemah 8,9 poin atau 0,14 persen ke posisi 6.532,04. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG susut 8,82 poin atau 0,13 persen ke posisi 6.532,14. Indeks saham LQ45 turun 0,21 persen ke posisi 1.022,94. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.

Sebanyak 96 saham melemah. 131 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 100 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di posisi tertinggi 6.537,27 dan terendah 6.528,63.

Total frekuensi perdagangan saham 29.493 kali dengan volume perdagangan 1,1 miliar saham. Nilai transaksi Rp 2 triliun. Investor asing beli saham Rp 15,91 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.008.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham tambang naik 0,53 persen dan sektor saham pertanian mendaki 0,04 persen. Sektor saham aneka industri merosot 0,31 persen, sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,31 persen dan sektor saham infrastruktur terpangkas 0,21 persen.

Saham-saham yang menguat pada perdagangan pagi antara lain saham OCAP naik 34,86 persen ke posisi 236, saham TNCA menanjak 7,64 persen ke posisi 310 per saham, dan saham JAYA menguat 7,44 persen ke posisi 650 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MBTO terpangkas 12,82 persen ke posisi 130, saham CSIS turun 15,38 persen ke posisi 66, dan saham MARI merosot 9,72 persen ke posisi 260 per saham.

Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,31 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,25 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,48 persen, indeks saham Shanghai menanjak 0,39 persen, indeks saham Singapura naik 0,27 persen. Sementara itu, indeks saham Taiwan melemah 0,11 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya