Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai 52,89 persen pada 2018.
PT Wijaya Karya Tbk meraup laba bersih Rp 2,07 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,36 triliun.
Penjualan perseroan tumbuh 19,03 persen dari Rp 26,18 triliun pada 2017 menjadi Rp 31,16 triliun pada 2018. Penjualan itu belum termasuk proyek kerja sama operasi/KSO).
Advertisement
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 27,55 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 23,30 triliun.
Hal itu mendorong laba kotor perseroan tumbuh 25,32 persen menjadi Rp 3,60 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,87 triliun.
Baca Juga
Beban penjualan perseroan naik menjadi Rp 10,44 miliar pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 9,95 miliar. Perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan lain-lain dari Rp 416,73 miliar pada 2017 menjadi Rp 1,12 triliun pada 2018. Laba usaha tercatat naik menjadi Rp 3,83 triliun pada 2018 dari periode 2017 sebesar Rp 2,32 triliun.
Dengan melihat kondisi itu, laba bersih per saham dasar naik menjadi 193,02 pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya 134,10.
Peningkatan laba bersih dan penjualan itu didukung oleh penerapan teknologi dan inovasi yang menghasilkan efisiensi pada beberapa proyek di antaranya penerapan teknologi BIM dan inovasi simulai WEB cyclone pada proyek new development of oecusse airport project.
Net profit margin (NPM) pada 2018 mengalami kenaikan sebesar 6,65 persen pada 2018 dibandingkan 2017 sebesar 5,18 persen.
Melihat kondisi itu, semakin kuat dengan dicatatkannya arus kas operasi yang positif sebesar Rp 2,72 triliun.
"Perolehan ini semakin memperkuat keyakinan Wijaya Karya untuk merealisasikan target pada 2019 ini," ujar Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk, Tumiyana, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/3/2019).
Selain itu, aset perseroan tumbuh 29,65 persen menjadi Rp 59,23 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 45,68 triliun. Sementara itu, perseroan mencatatkan total liabilitas naik menjadi Rp 42,01 triliun pada 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 31,05 triliun.
"Performa WIKA selama tahun 2018 menunjukkan bahwa kami sudah on track menghasilkan efisiensi dan berpotensi untuk terus bertumbuh secara finansial maupun portofolio proyek. Kami bersyukur bahwa WIKA telah dipercaya untuk menangani berbagai proyek strategis sehingga ruang PT Wijaya Karya Tbk untuk berkembang masih sangat luas," lanjut Tumiyana.
Secara rasio finansial, posisi hutang berbunga dibandingkan ekuitas perseroan (Gross Gearing Ratio) tercatat berada di level yang rendah yaitu hanya sebesar 0,79 kali, dengan batas hutang berbunga (debt covenant) sebesar 2,5 kali.
Bahkan apabila hutang berbunga dikurangi dengan posisi kas setara kas perusahaan dan dibandingkan dengan jumlah ekuitas, perseroan tercatat berada di posisi -0,02 kali.
Hal tersebut berarti PT Wijaya Karya Tbk memiliki kas setara kas Rp 13,97 triliun yang lebih tinggi dibandingkan dengan total hutang berbunga sebesar Rp 13,59 triliun.
Ekspansif di Mancanegara
Perseroan juga makin ekspansi di luar negeri pada 2018. Saat ini PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah berekspansi hingga sembilan negara, antara lain: Timor Leste, Malaysia, Filipina, Myanmar di belahan Asia Tenggara. Niger, Nigeria, Senegal, Aljazair di Benua Afrika. Uni Emirat Arab dengan Dubai sebagai representasi terbaik Timur Tengah, serta Taiwan di Asia Timur.
Tidak kurang dari 3.570 tenaga kerja atau duta bangsa, demikian kami menyebutnya diproyeksikan akan mengisi berbagai proyek di negara-negara itu dalam kurun 2018-2019. Aljazair, merupakan negara yang akan menyerap para duta bangsa paling besar (1.800 orang) guna berkiprah dalam pembangunan social housing (logement) 5.000 unit di 4 kota; Harrach, Barakhi, Ain de Fla, dan Khemis Miliana.
Selain Aljazair, kiprah para duta bangsa WIKA di Afrika juga akan tersebar di Niger untuk Proyek Presidential Palace sebanyak 120 orang (30 orang 2018, 90 orang 2019). Kemudian Nigeria sebanyak 150 orang (2019) untuk Proyek Konstruksi Smelter Timah. Lalu, Proyek Mixed Used Building, The Goree, Senegal dengan kebutuhan 500 orang duta bangsa (2019)
Untuk Timur Tengah, sejak 2018, 100 duta bangsa telah berkontribusi membangun Villa Bateen Al Samar di Dubai, Uni Emirat Arab. Bergeser ke Asia Timur, WIKA berekspansi membangun Kinmen Bridge dan Dajiang Bridge di Taiwan, dengan nilai kontrak masing-masing USD 7 juta dan USD 21 juta.
Total tenaga kerja pada kedua proyek jembatan bertipe cable stayed tersebut adalah 100 orang duta bangsa (25 orang 2018, 75 orang 2019)
Asia Tenggara menjadi wilayah yang tak kalah potensialnya. Timor Leste menjadi pemasok duta bangsa Indonesia terbesar dengan total 600 orang pada 2018. Mereka tersebar pada proyek-proyek seperti; Manatutu Road, Comoro Bridge, Soilbada Bridge, Oecusse International Airport, dan Road Rehabilitation of Natarbora.
Negara jiran lainnya yang menjadi tujuan kiprah professional para duta bangsa kita adalah Malaysia, 150 orang (25 orang 2018, 125 orang 2019) untuk Limbang Bridge Cable Stayed, Sarawak; Filipina untuk Proyek Reconstruction of Clarin Bridge, sebanyak 25 orang (5 orang 2018, 20 orang 2019), dan Myanmar sebanyak 25 duta bangsa (20 orang 2018, 5 orang 2019) untuk Proyek Maubin Pyapon Road Rehabilitation.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement