Kembali Jual Saham Saratoga, Sandiaga Raup Dana Rp 31,71 Miliar

Sandiaga Uno kembali jual saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) pada Maret 2019.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Apr 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 13:00 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno kembali jual saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu (10/4/2019), berdasarkan data kepemilikan saham per 31 Maret 2019, kepemilikan saham Sandiaga Uno di PT Saratoga Investama Sedaya Tbk kini 22,31 persen saham atau sekitar 605,36 juta.

Selain Sandiaga Uno, kepemilikan saham yang mencapai lima persen atau lebih per 31 Maret 2019 yaitu Edwin Soeryadjaya sebesar 31,04 persen atau sekitar 842,21 juta saham dan PT Unitras Pertama sebesar 31,68 persen atau 859,50 juta saham.

Sandiaga Uno kembali menjual saham sebanyak dua kali pada Maret 2019. Ia menjual saham SRTG sebanyak 6,40 juta saham dengan harga Rp 3.776 pada 20 Maret 2019. Kemudian pada 26 Maret 2019, Sandiaga jual saham sebanyak 2 juta saham dengan harga Rp 3.776 per saham. Jadi total saham yang dijual 8,40 juta saham.

Dengan penjualan saham itu, jumlah saham dan persentase kepemilikan saham sebelum transaksi dari 613,76 juta saham atau 22,62 persen menjadi 605,36 juta saham atau 22,31 persen.

Total dana yang diraup dari penjualan saham Rp 31,71 miliar. Adapun tujuan transaksi penjualan saham tersebut untuk divestasi. Sandiaga Uno telah jual saham Saratoga sejak Oktober 2018. Diperkirakan total penjualan saham Saratoga sejak Oktober 2018 itu sekitar Rp 541,71 miliar.

 

Sandiaga Uno Sumbang 71 Persen Dana Kampanye Prabowo

debat cawapres 2019
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno menyampaikan visi saat mengikuti debat cawapres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3). Debat itu mengangkat tema pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial dan budaya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya Calon wakil presiden Sandiaga Uno dikabarkan telah mengucurkan duit sekitar USD 100 juta atau setara Rp 1,42 triliun (USD 1 = Rp 14.214) di ajang pilpres 2019. Bahkan, Sandiaga mendominasi sumbangan dana kampanye.

Dilaporkan Bloomberg, Sandiaga yang mengaku telah kehilangan sepertiga hartanya karena mengikuti pilpres telah menyumbang 71 persen dari total dana kampanye. 

"Rakyat pada dasarnya memahami pesan bahwa kita ingin meningkatkan ekonomi, menyediakan pekerjaan yang bagus, terutama untuk anak muda, kami ingin fokus untuk menstabilkan biaya hidup, harga makanan," ujar Sandiaga.

Tercatat, total dana kampanye Prabowo-Sandi sebesar Rp 134 miliar dan kontribusi Sandiaga Uno mencapai 95,4 miliar, yang berarti Sandiaga telah menyumbang 71 persen dana kampanye. Sandiaga pun mengaku hartanya menurun.

"Jumlahnya menurun signifikan pada 2018. Saya mungkin sudah kehilangan sepertiga harta saya," lanjut Sandiaga sembari menyebut sudah mengeluarkan sekitar USD 100 juta (Rp 1,42 triliun) untuk kampanye.

Jika klaim USD 100 juta itu benar, maka kontribusinya ke dana kampanye akan meningkat signifikan. Sebab, Februari lalu Sandiaga hanya dilaporkan berkontribusi Rp 95,4 miliar (USD 6,7 juta).

Harta Sandiaga Uno berasal PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) pada Agustus lalu, kekayaan Sandiaga sebesar Rp 5 triliun.

Mayoritas harta Sandiaga  Uno berasal dari surat berharga senilai Rp 4,6 triliun. Aset Sandiaga juga tersebar hingga ke apartemen di Boston dan New York, Amerika Serikat (AS).

Namun, kekayaan Sandiaga Uno ketika menjadi cawapres sebetulnya naik daripada saat ia mencalonkan diri sebagai cawagub pada November 2016. Kemudian menjelang pilpres, Sandiaga beberapa kali menjual saham Saratoga untuk keperluan dana kampanye.

Kala itu, laporan harta Sandiaga Uno adalah senilai Rp 3,8 triliun. Artinya, hartanya saat menjadi gubenur justru naik Rp 1,2 triliun.

 

Biaya Kampanye Sandiaga Uno Lebih Besar dari Donald Trump?

Momen Pidato Kebangsaan Prabowo Sandi Indonesia Menang
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berjabat tangan saat pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1). Pidato kebangsaan mengusung Indonesia Menang dengan memaparkan visi misi. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho) 

Sebelumnya, besaran biaya kampanye Sandiaga Uno menjadi sorotan setelah terkuak ia menjadi sponsor dominan dalam kampanye Prabowo-Sandi. Sebelumnya Bloombergmenyebut ia mengeluarkan sekitar USD 100 juta atau RP 1,4 triliun (US 1 = Rp 14.280).

Sandiaga Uno diketahui menjual saham-sahamnya di Saratoga untuk dana kampanye, selain itu ia mengaku hartanya berkurang sepertiga. Bila mengacu ke laporan Bloomberg, maka biaya kampanye Sandiaga Uno lebih besar dari biaya kampanye Donald Trump.

Dalam laporan tahun 2016, Fortune mencatat Donald Trump "hanya" mengeluarkan USD 66 juta (Rp 940 miliar) dari kantong pribadi untuk kampanye menjadi presiden Amerika Serikat.

Total biaya kampanye Trump adalah USD 339 juta, artinya Trump hanya menyumbang 19 persen biaya kampanye. Sisanya Trump dapat dari sumbangan pendukung dan sejumlah hartawan seperti Sheldon Adelson (bos kasino di Las Vegas) dan Linda McMahon (istri bos WWE SmackDown).

 

 

Selanjutnya

Jika membandingkan pengeluaran kampanye dan hartanya, Trump hanya mengeluarkan secuil persen dari hartanya. Per 2016 lalu, Bloomberg mencatat harta Trump adalah USD 3 miliar, artinya dia hanya merogoh 2,1 persen harta pribadi untuk kampanye.

Sementara, Forbes menyebut Trump memiliki harta USD 3,7 miliar pada tahun 2016. Jika mengacu ke angka tersebut, berarti Trump hanya mengeluarkan 1,7 persen harta pribadi sebagai biaya kampanye.

Meski demikian, kampanye pilpres AS membuktikan bahwa mengeluarkan banyak uang belum tentu memberi kemenangan. Ini terbukti dengan kekalahan Hillary Clinton padahal ia berhasil mengumpulkan total USD 1,2 miliar (Rp 17 triliun) dari para donor.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya